Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Episode Amor

28 September 2021   09:39 Diperbarui: 28 September 2021   09:50 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Episode Amor/ Dokpri @ams99

Episode Amor

Pernah Aku menyapamu pada sebuah pagi yang prematur.

Matahari bahkan belum menampakkan sedikitpun semburatnya, embun-embun masih bertahta kuat di pucuk-pucuk daun, kicau burung-burung di pohon-pohon belum terdengar, kabut-kabut putih masih tebal menghalangi mata dalam jangkauan, tak ada kuasa meraih genggaman.

Saat itu Kau bahkan masih dalam imajinasi.

Pernah Aku mendatangimu pada sebuah siang yang cukup terik.

Udara merambat seperti nihil, Daun-daun bahkan sedikitpun tak bergeming, Kaki melangkah pada jalan-jalan terjal berdebu, di kiri-kanan terpampang lembah curam, peluh bercucuran membasahi badan,

Saat itu Kau bahkan masih dalam gerimis purba.

Pernah Aku meminta pada sebuah malam yang gelap.

Hening menyeruak pada sekeliling, tak nampak satupun gemintang di cakrawala, semua kelam dalam sunyi terpendam, dingin menyesap tubuh mendera, terhempas dalam pergulatan sepanjang malam.

Saat itu Kau telah sempurna dalam dekapan.

Penajam Paser Utara, 28.09.2021

Ali Musri Syam Puang Antong

Baca Juga Puisi Sebelumnya: Kau, Siklus Hujan Tak Berjeda

Puisi Pilihan: Hujan Menderas Mencipta Rindu

Puisi Pilihan Lainnya: Pada Suatu Senja yang Meresahkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun