Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kau, Siklus Hujan Tak Berjeda

26 September 2021   19:49 Diperbarui: 26 September 2021   20:28 2465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Kau, Siklus Hujan Tak Berjeda/ Dokpri @ams99

Puisi: Kau, Siklus Hujan Tak Berjeda

Hujan;

Segala air di permukaan bumi menguap rasa kepada pemilik panas (sang surya), mendekap langit, mengubah uap, menjadi embun, membentuk sekumpulan awan,

Lalu jatuh ke bumi tempat segala rintik rindunya bermukim.

Hujan;

Menderas kuat, menghunjam bumi, membasahi tanah-tanah, menyuburkan tanaman-tanaman, mencipta genangan dimana-mana,

Menjelma masif kerinduan.

Hujan;

Meresap ke tanah-tanah, mengalir ke sungai-sungai, menggenang di danau-danau, berjalan menyusuri alam, bermuara ke laut, berdiam di samudera.

Lalu kembali ke muasal.

Hujan;

Kau menjelma hujan yang menderas di pikiran, menggenang di pelupuk, merisak di jiwa,

Kau memenuhi ruang hati, yang kelam, yang tak mengenal reda, yang menangkup rahasia, yang tak mampu di jawab orang-orang resah.

Kau menggoda segala rasa, menikmati kuyup dalam basah, rindu membelasah, menyibak misteri di balik rinai tak berjeda, di penghujung waktu tak kekal, di penghabisan kata tanpa retorika

Kau, hujan yang menggoda untuk kebasahan.

Balikpapan, 26.09.2021

Ali Musri Syam Puang Antong

Baca Juga Puisi Sebelumnya: Wajah Di Balik Jendela

Puisi Pilihan: Betapa Kotaku Pernah Begitu Mempesona

Puisi Pilihan Lainnya: Metamorfosis Cinta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun