Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Algoritma Cinta

13 September 2021   10:10 Diperbarui: 13 September 2021   10:53 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Algoritma Cinta/ Dokpri @ams99 By Text On Photo

Algoritma Cinta

Permulaannya adalah tatapan pada pandangan pertama
Satu dekade silam di sebuah rumah negara
Di situlah Aku pertama kali memandang kerumitan wajah

Selanjutnya benih-benih rasa muncul menaja
Kuresapi sebagai sebuah makna membara
Lalu berkecambah di dalam wadah yang lama tak bermaya

Lantaran mengadar pada ruang waktu selalu sama
Pandangan saban hari saling menatap
Kita terkungkung makin dalam, mengarungi masa

Penyebabnya ialah cinta kian tumbuh di hati dan jiwa
Kuberanikan diri menatap wajah dan kedua bola mata
Lalu Kukecup tangan kanan pertanda mengiba

Pemicunya adalah rasa Kau balas lebih bermakna
Kusambut isyarat Kau kirim di setiap angin senja
Lalu Kusimpan rapat-rapat dalam nampan rahasia

Penyulutnya adalah Aku terlalu dalam mencinta
Hingga tak tersisa lagi buat yang lainnya
Dan Kau sambut sepenuh kama

Pemantiknya ialah kerinduan tak kunjung bermuara
Konsisten dan konsekuen menjaga kedigdayaan asmara
Kita bersepakat merawatnya

Penajam Paser Utara, 13.09.2021
Ali Musri Syam Puang Antong

Baca Juga Puisi Sebelumnya: Rindu Gus Dur

Puisi Pilihan: Demi Kekasih, Aku Ingin Jadi Penyair

Puisi Pilihan Lainnya: Menjadi Asing (Sajak untuk W)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun