Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Merdeka yang Dipertanyakan

2 Agustus 2021   12:12 Diperbarui: 2 Agustus 2021   12:23 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merdeka yang Dipertanyakan ?

Konstitusi berkata
Tersurat dan nyata
Bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa
Tapi mengapa kita lihat dengan mata kepala ;
Berapa banyak orang-orang tak mampu mengisi perut secara berkala
Berapa banyak orang-orang tak bisa tidur nyenyak karena lapar

Konstitusi pun berkata
Bahkan kita hapal di luar kepala
Bahwa segala bentuk penjajahan harus di hapuskan
Tapi mengapa kita saksikan dengan fatal ;
Betapa banyak orang-orang diperlakukan secara tidak adil dan beradab
Betapa banyak orang-orang marjinal di rampas hak-haknya

Konstitusi bahkan berkata
Di ucapkan dengan penuh semangat oleh politisi-politisi kita
Akan melindungi segenap bangsa Indonesia
Tapi mengapa kita merasakan apa-apa ;
Sekian banyak orang-orang merasa asing di negeri tercinta
Sekian banyak orang-orang merasa menjadi budak di buminya berpijak

Konstitusi tak pernah salah
Konstitusi tak pernah ingkar dan lupa
Ia telah berdiri kokoh dalam idealisme negara
Ia telah menjelma hakikat dalam identitas bangsa
Hanya saja; para pemimpin dan pengambil kebijakan
Tak mampu mengejawantahkan

Balikpapan, 01.08.2021
Ali Musri Syam Puang Antong

Baca Juga Puisi Sebelumnya: Malam Minggu Tak Lagi Ada

Puisi Pilihan: Sejuta Kebaikan di Tengah Pandemi

Puisi Pilihan Lainnya: Anomali Waktu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun