Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sound of Borobudur: Jejak Lampau Musik Nusantara yang Mendunia

12 Mei 2021   02:20 Diperbarui: 12 Mei 2021   02:23 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sound Of Borobudur, jejak lampau musik nusantara yang mendunia (soundofborobudur.org)

Baca Juga: https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/6083fe3c8ede4867c9245c82/bersama-aplikasi-favorit-ngabuburit-di-rumah-saja

Berdasarkan dari kenyataan kekayaan khazanah budaya bangsa tersebut.  Budaya dalam konteks musik di masa lalu, hendak dijadikan sebagai upaya dalam merekonstruksi jejak-jejak sejarah dengan menggunakan budaya dan ilmu pengetahuan yang diinterpretasikan melalui seni musik actual, menuju Borobudur Pusat Musik Dunia.

Sound of Borobudur menjadi sebuah movement (gerakan) yang bersumber dari gagasan untuk membunyikan kembali berbagai alat musik yang wujudnya terpahat dalam relief-relief candi, dan menjadi bukti kebesaran peradaban leluhur bangsa Indonesia yang telah mendunia pada masanya.

Gerakan ini didesain untuk dapat menjadi “pemantik” dalam membangun kebanggaan bangsa Indonesia terhadap kekayaan budaya leluhur, sekaligus sebagai media untuk menemukan rumusan agar potensi ini dapat memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat, khususnya warga di sekitar candi Borobudur.

Gerakan Sound of Borobudur sendiri menjadi penafsiran ulang kembali dari seniman terhadap sejarah bangsanya dan terhadap kekayaan budaya yang dimiliki leluhur bangsa ini, dengan ditunjang bukti-bukti dan kajian secara akademis.

Upaya mewujudkan dan membunyikan kembali alat-alat musik dari masa lampau ini dilakukan para seniman tidak hanya dalam rangka membunyikan cerita dari panel Borobudur, namun juga tinjauan mengenai keberadaan khazanah alat musik Nusantara, yang informasi dan bukti sejarahnya telah terpahat di relief candi Borobudur.

Baca Juga: https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/60858e7ad541df2b82087982/bukber-virtual-tetap-oke-bahkan-tak-mengurangi-keberkahan

Musik menjadi sebuah alat komunikasi, sekaligus sebagai media diplomasi. Hal ini telah berlangsung paling tidak semenjak 13 abad yang lalu sampai hari ini, baik dalam konteks lintas bangsa, maupun lintas daerah dan lintas etnis di nusantara.

Hal ini dapat dibuktikan dari keberadaan alat-alat musik yang tergambar di relief Borobudur, sebagian di antaranya sampai hari ini masih ada dan masih dimainkan di 34 provinsi di Indonesia, serta di lebih dari 40 negara di seluruh dunia. Sementara uniknya, sebagian dari alat-alat musik tersebut kini tidak lagi dapat ditemukan keberadaanya dalam kesenian yang ada di Jawa.

Dari realitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada masa lalu, Borobudur merupakan titik pertemuan lintas bangsa dan lintas budaya, serta sebagian dari alat-alat musik tersebut dibawa dari luar untuk dihadirkan di Borobudur. Atau bisa pula sebaliknya, berawal dari Borobudur, maka terjadilah penyebaran alat-alat musik tersebut ke segala penjuru nusantara dan berbagai belahan dunia.


Konteks Kekinian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun