Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Isyarat

4 April 2021   10:20 Diperbarui: 4 April 2021   10:25 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Ali Musri Syam @AMS99

Isyarat

Aku sendiri saja
Duduk, di tepi tambak
Yang tak lagi mengombak
Airnya surut dihisap panas
Dan mungkin ditumpahkan angin barat
Yang tak jelas datang dan perginya

Sejauh pandangan mata
Kulihat aneka;
Putih awan
Hijau pepohonan
Gugusan pematang kecoklatan
Dan mungkin biru rindu berkumandang

Jika diibaratkan rasa
Mungkin Aku sedang resah
Beberapa hari tak turun hujan
Sudah mulai kering tanah-tanah
Berkali-kali Aku bertandang
Hati selalu bertanya-tanya

Barangkali Tuhan menciptakan dunia
Beserta isinya, Kamu dan tanah-tanah
Adalah untuk Kuterjemahkan; Kueja
Sebagai ladang-ladang
Wadah mengejawantah
Bakti dan kerja

Penajam Paser Utara, 3 April 2021
Ali Musri Syam Puang Antong

*Baca Juga Puisi Lainnya:

Puisi Sebelumnnya: Galau

Puisi Pilihan Lainnya: Risalah Malam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun