Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Shafiyah

29 Maret 2020   20:11 Diperbarui: 29 Maret 2020   21:28 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shafiyah
Istri Nabi Muhammad
Pendamping hidup Sang Suri Teladan

Shafiyah
Memiliki kulit sangat putih
Memiliki paras cantik
Kecantikannya bahkan membuat cemburu istri-istri Muhammad yang lain

Shafiyah
Anak seorang Yahudi
Putri seorang nabi (Harun)
Pamannya seorang nabi (Musa)
Suaminya pun juga seorang Nabi (Muhammad)

Shafiyah
Wanita mulia sebelum memeluk Islam
Memiliki nasab silsilah mulia
Seorang pemuka kaumnya
seorang bangsawan Bani Nadhir
Putri dari kepala kabilah
istri seorang yang mulia  
Allah nikahkan dengan orang paling mulia

Shafiyah
Sejak Kanak-kanak
Pikirannya tercurah pada masalah kenabian
Gemar ilmu pengetahuan
Mempelajari sejarah Yahudi dan kitab Taurat
Dan Meyakini
Kelak akan datang seseorang nabi penyempurna agama samawi
Datang dari jazirah Arab
Ialah Muhammad

Shafiyah
Sudah mengharapkan Muhammad sejak masih musyrik,
Menjanda dua kali
Hingga pada suatu isyarat
“Suatu malam bermimpi melihat bulan muncul di Yastrib, kemudian jatuh di kamarnya”

Shafiyah
Tawanan Perang Khaibar
Wanita yang tidak layak untuk siapapun kecuali Sang Nabi
Dinikahi Muhammad dan kebebasannya menjadi mahar perkawinan,

Shafiyah
Betapa romantisnya Nabi Padamu
Ketika engkau hendak naik ke atas unta
Menjadikan pahanya sebagai pijakan kaki untukmu
Ketika engkau sedang bersama dan hendak pulang:
“Jangan tergesa-gesa pulang, akan kuantar engkau”
Sebegitunya lisan Sang Nabi

Shafiyah
Saat parahnya sakit Sang Mulia
Engkau berkata:
“aku ingin apa yang engkau derita juga menjadi deritaku”
”aku lebih menyukai sakitmu dipindahkan ke aku agar engkau tetap sehat”

Shafiyah
Setelah wafatnya Sang Nabi
Merasa terasing di tengah kaum muslimin
Namun tetap komitmen terhadap Islam
Mendukung perjuangan Muhammad

Shafiyah
Ummul Mukminin mulia lagi Cerdas
Keturunan terhormat
Memiliki kecantikan dan agama yang kuat.

Balikpapan, 29.03.2020
Ali Musri Syam
-ams99-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun