Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Negeri Islam Penuh Gemerlap

22 Juni 2012   20:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:39 2434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_190017" align="aligncenter" width="614" caption="Pemandangan Dubai marina. Dok. M. Khurseed."][/caption] Mesir di kenal sebagai negeri seribu menara,  Kalo Abu Dhabi pernah di sebut sebagai  negeri seribu masjid lantas bagaimana dengan Dubai? Ada yang mengatakan negeri ini dengan sebutan negeri gemerlap, negeri ''jadi jadian'' negeri fatamorgana, negeri timur yang terbaratkan, terserah dari sisi mana mereka menyebutnya. Bagi orang orang Eropa, Dubai adalah tempat yang nyaman dan aman, walau pun jazirah Arabiyah terhempas badai reformasi, Dubai tetap tegak tak tergoyah, walau pun isu kebangkrutan pernah singgah ke Dubai namun sampai hari ini denyut kehidupan di negeri ini terus bergelora. Visi pemimpin Dubai memang jauh ke depan, di saat negeri Arab lainnya sibuk bertikai Dubai mampu melejit, memompa segala kemampuan yang ada untuk dapat sejajar dengan negara negara lain yang sudah lebih dahulu maju. Uniknya mereka yang ikut membangun Dubai adalah orang orang non Arab, sebagaimana kita ketahui jumlah penduduk asli( Lokal) kalah jauh di bandingkan dengan jumlah pendatang, Ada sebuah anekdot yang beredar di sini, Seandainya semua orang India di Dubai kabur maka dapat di pastikan kota ini bakal lumpuh total. Bagaimana enggak lumpuh, segala bidang di kerjakan  orang India, kerennya,  walau jumlah penduduk lokal cuma segelintir tapi kekuasaan mereka teramat besar, saran saya,  jangan pernah macem macem  sama orang lokal di sini, oya, Salah satu keuntungan deket sama orang lokal adalah mereka dapat membantu jika anda mau buka usaha di sini. Menurut saya Uni Emirat Arab khususnya Dubai adalah contoh negeri muslim yang jauh dari bayangan konflik, carut marut serta pertikaian  berkepanjangan, jujur aja, sekarang ini tidak sedikit negeri Arab yang jauh lebih senior namun kehidupannya mereka masih sangat memprihatinkan. Cobalah lihat bagaimana Keadaan  Suria dan Mesir, dua negeri Arab yang sudah di kenal sejak jamannya para nabi tapi sampai sekarang masih bergelimang konflik dan kekerasan, suka miris kalo lihat koran koran di sini. Apalagi kalo lihat gambar depannya. Di satu sisi ada gambar Sheikh Mohammed yang sedang berada di London, tampak beliau sedang hepi karena kuda miliknya menjadi juara sedangkan di sisi lain ada gambar para pemuda Mesir yang sedang demo di kelililingi oleh para polisi. Ada juga berita tentang keberhasilan Emirat  dan Etihad yang menjadi masakapai maskapai penerbangan yang tangguh sedangkan di sisi lain ada berita tentang drama berdarah di Suria, di Dubai anak anak bermain ceria di mall mall sedangkan di Suria anak anak berlari ketakutan sambil berteriak memanggil mama dan papanya. Kondisi di Dubai juga sungguh sangat kontras jika di bandingkan dengan Yaman yang masih sibuk ngurusin konflik, kurang etis kalo  di bandingkan dengan Irak, karena Irak adalah pengecualian, mereka hancur lebur karena ada faktor luar. Dulu, Irak adalah mercusuar negeri Islam, di bawah kepemimpinan Sultan Harun Al- Rashid, Irak menjadi negeri muslim yang kosmopolitan, perpustakaan penuh dengan kitab kitab ilmu pengetahuan, kehidupan rakyatnya makmur sejahtera, kekuatan tentaranya sungguh luar biasa. Saat ini selain Uni Emirat Arab, ada Qatar, Kuwait, Saudi, Oman  terakhir Bahrain, negeri negeri Arab ini yang menurut saya relatif stabil baik secara politik  maupun secara  ekonomi. Semoga saja negara Arab lainnya dapat lebih damai dan akur sehingga mereka dapat membangun negerinya lebih baik ke depan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun