Mohon tunggu...
Syaiful Alkhairy
Syaiful Alkhairy Mohon Tunggu... -

dari pada cakap sendiri mendingan nulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berterima Kasih dengan Kejahatan

18 Maret 2013   13:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:33 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


“Mengapa harus ada kejahatan? Mungkin karena kejahatan berguna agar dengannya kebaikan mampu dikenali. Kita tahu itu putih setelah kita lihat hitam. Jadi jangan benci kejahatan. Bahkan seharusnya agama harus berterima kasih dengan kejahatan.” Itulah sepenggal hasil perenungan malam seorang karib yang diungkapkanpadaku.

Setelah mengungkapkan dengan penuh kelemah lembutan dia pun pergi mau ngupie. Perenungan yang tidak mampu ku tanggapi kecuali tawa kecil dan meninggkalkan tanya pada alam fikir, apa iya? Karena kurasa beda- beda rasa dan beda pendapat, tapi apa?

Merenung dan menuliskannya…daripada cakap sendiri hehe…

Buat apa berterima kasih pada kejahatan, karena kejahatan pun takkan menjawab ”iya- sama sama, terima kasih kembali ” hehe…Apakah dua hal itu, agama dan kejahatan adalah makhluk berwujud yang punya bibir dan lidah seperti manusia, tentu kebaikan pun demikian.

Kalau kita coba mengejawantahkan mereka, menjadi manusia yang berbibir dan berlidah maka

Haruskah agamawan berterima kasih pada orang jahat yang telah membunuhdan merampok seorang baik?Yang telah menyebabkanyatimnya seorang bayi yang sedang lucu lucunya, membuat tangis histeris seorang ibu rumah tangga , dan membuat sedih hati karyawan, sahabat, tetangga, orang tua, saudara dan handai tolan.

Haruskah agamawan berterima kasih kepada kartel pangan yang mempermainkan harga bawang? Yang membuat emak emak menjerit merintih pada penguasa lambat yang sering tuli dan cuek, penguasa yang terus menetek pada serigala barat.Yang membuat petani menjerit butuh cinta pada penguasa, penguasa yang menasehati Bashar Al Assad agar mundur dan berkata “pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mencintai rakyatnya”

Kurasa aku sudah diakhir renung,

jika harus berterima kasih pada kejahatan maka cara terbaik adalah dengan menghukum pelaku kejahatan. Lantas apa peran agamawan?. Tanyalah pada mereka jangan ke saya., saya yang kadang kadang mendukung FPI. hehe..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun