Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Identifikasi Kebutuhan Kognitif Murid

17 Maret 2023   06:00 Diperbarui: 17 Maret 2023   06:19 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelas Paramount School (Dok. pribadi)

Sesekali kadang guru dihadapkan perasaan kecewa, sedih dan bingung karena menghadapi hasil ujian yang tidak memuaskan. Padahal merasa sudah berusaha semaksimal mungkin dan melakukan hal yang terbaik. Hal ini diperlukan refleksi secara mendalam kenapa hal tersebut bisa terjadi. Apakah metode yang kurang menarik? atau lebih kepada bahasa yang kita gunakan kurang dipahami oleh murid? identifikasi dan refleksi diri tersebut bisa difokuskan pada kebutuhan pokon pengajaran yang menjadi kata kunci yang dapat menyelesaikan akar masalah yang dihadapi.

Khusus dalam problem bahasa, kadang guru menghadapi masalah ini. Seperti murid yang tidak terbiasa dengan bahasa Indonesia dan lebih menggunakan bahasa daerah dalam komunikasi, tentunya ini akan menjadi salah satu faktor kesulitan kenapa murid tidak paham dan memperhatikan ketika guru menjelaskan. 

Untuk itu sangat penting untuk memahami kebutuhan kognitif di awal pelajaran. Memahami koginitif yang dimaksud disini bukan merujuk pada kemampuan intelejensi yang biasanya dilihat dari skor IQ dan sejenisnya. Dalam proses pembelajaran berpusat pada murid guru perlu mempertimbangkan kemampuan berfikir mereka agar dapat memberikan bantuan atau bimbingan yang tepat. Hal ini diperlukan dan dirasa penting karena mereka telah memiliki pengetahuan yang mereka pelajari sendiri dari materi sebelumnya baik itu dari rumah, lingkungan sekitar termasuk dalam kemampuan berbahasa.

Ketika murid belajar dengan bahasa yang mereka pahami mereka mempunyai kesempatan lebih besar untuk memahami berbagai meteri pelajaran serta bahasa lain yang merupakan bukan bahasa ibu. Hal ini juga mendukung perkembangan kognitif secara umum agar lebih baik. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar ilmu kognitif bahwa pengetahuan baru di bangun dari pengetahuan yang sudah ada. Jika hal ini dilakukan maka akan mendorong mereka lebih betah dalam menikmati pengalaman belajar di sekolah. Tidak hanya sampai disitu saja karena ternyata kemampuan berbahasa yang baik memiliki banyak efek positif. Efek yang ditimbulkan tidak hanya berhenti pada waktu mereka menyelesaikan sekolahnya namun terus akan berlanjut mempengaruhi dalam memaksimalkan potensi mereka dalam meniti karir dan mencapai cita-citanya. Untuk itu setiap guru harus mengenali bahasa yang biasa digunakan setiap murid agar pembelajaran berjalan efektif. Ini merupakan bagian dari identifikasi kebutuhan kognitif murid.

Lalu bagaimana mengidentifikasi bahasa utama murid?

Cara yang paling mudah adalah bertanya langsung kepada murid. Cara seperti ini dapat dilakukan ketika masuk tahun ajaran baru. Tanyakan kepada murid kita bahasa apa yang mereka gunakan dalam kesehariannya. Identifikasi awal tersebut dapat dilanjutkan dengan validasi dengan berbagai cara:

1. Menganalisis Topik Belajar.

   Di awal semester guru dapat menulis topik apa saja yang akan dipelajari lalu bertanya pendapat murid tentang topik tersebut. Dengan demikian guru dapat mengamati bagaimana mereka menyampiakan idenya dalam penggunaan bahasa utama.

2. Membuat Tulisan Bebas.

Guru dapat meminta murid membuat tulisan tentang suatu topik yang mereka minati kemudian berikan panduan yang berisi hal-hal apa saja yang harus ada dalam tulisan. Misalnya alasan mengapa mereka menyukai topik tersebut. Atau bisa juga manfaat apa yang dapat mereka peroleh ketika mempelajari topik tersebut. Dengan cara ini guru akan mengetahui karena akan muncul kemungkinan murid yang terbiasa menggunakan bahasa daerah akan memasukkan beberapa kosakata bahasa daerah dalam tulisannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun