Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi yang Disalahpahami

1 Maret 2023   10:52 Diperbarui: 1 Maret 2023   11:10 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca di Pojok Baca Paramount School/Dokpri

Akhir-akhir ini banyak sekali dari kalangan guru mulai tertarik menulis buku baik itu antologi, puisi, cerpen atau praktik baik yang mereka ingin sampaikan sebagai sebuah lagacy atau bahasa mereka `ingin dikenang ` di kemudian hari bahwa mereka pernah hidup dan mempunyai karya. Fenomena ini sangat positif karena para guru mulai mempunyai keinginan untuk berbuat dan mengabadikan dari apa yang pernah mereka lakukan, menyebarluaskan pengalaman mereka agar yang lain juga berbuat lebih, paling tidak sama. 

Konsekuensinya, lahirlah banyak sekali komunitas menulis, guru-guru yang sebelumnya bukan kutu buku tiba-tiba punya karya beberapa buku antologi yang mereka banggakan di medsos dan `manaikkan` derajat mereka sebagai seseorang yang akhirnya mempunyai julukan seorang `penulis`. 

Buku-buku yang mereka hasilkan kebanyakan di `konsumsi` sendiri oleh komunitas atau hanya diterbitkan secara pribadi terlepas apakah dibaca atau tidak. Booming menulis ini guru-guru menyebutnya sebagai  `semangat literasi`, ukuran yang mereka pakai adalah semakin banyak yang meneribitkan buku maka semakin baik literasinya atau semakin baik minat baca buku dan banyak koleksinya maka juga dianggap semakin baik literasinya. Namun apakah hal itu benar?

Menurut National Institute of Literacy memaknai literasi sebagai kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berhitung dan memecahkan masalah pada keahlian tertentu yang diperlukan dalam suatu pekerjaan. 

Sedangkan menurut Education Development Center  memaknai literasi lebih mendalam tidak sekedar membaca dan menulis namun bagaimana kemampuan individu menggunakan potensi yang dimilikinya. 

Dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik benah merah bahwa literasi tidak hanya dimaknai sebagai sebuah kemampuan membaca dan menulis namun bagaimana mereka mengimplementasikan dalam sebuah keahlian dan pekerjaan. Artinya bahwa semakin berkembang kemampuan seseorang dalam bidang tertentu maka semakin baik tingkat literasi seseorang dalam bidang tersebut.

Jenis-jenis literasi pun ada berbagai macam yaitu Literasi baca tulis, literasi Numerasi, Literasi sains, literasi Digital, Literasi Budaya, dan Literasi Finasial. Hal ini menunjukkan bahwa pengertian literasi mulai berkembang luas sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak hanya berkutat pada buku dan menulis. Bahkan jika di masa depan terdapat keahlian dalam bidang lain mungkin pengertiannya juga akan lebih berkembang lagi.

Namun bagaimana jika dikaitkan dengan fenomena menulis?

Pernahkan kita membaca tulisan seseorang namun kita sendiri sama sekali tidak dapat menikmatinya? atau mungkin kita mengetahui sebenarnya pengalaman yang dia tulis sangat baik namun gaya penulisannya yang menjadi penyebab tidak menarik karena pilihan kata yang digunakan cenderung membosankan.  

Hal ini menunjukkan bahwa tulisan seseorang menarik atau tidak juga dipengaruhi seberapa banyak dia membaca buku sebagai referensi gaya kepenulisan. Jadi jangan sampai seseorang mempunyai keinginan kuat untuk menulis namun daya bacanya rendah sehingga mempengaruhi kualitas buku yang dia tulis.

Membaca dan menulis merupakan pasangan yang tidak bisa dipisahkan. Ketika seseorang hobi membaca terlepas dari apapun judul buku yang dia baca maka secara otomatis akan memunculkan ide untuk berbuat sesuatu, juga keinginan kuat untuk menulis juga akan muncul. Menulis adalah sebagai luapan emosi seseorang ketika ide di kepala sudah penuh dan ingin segera `dimuntahkan` baik berupa diskusi, membuat project atau menulis itu sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun