Mohon tunggu...
Mahrus Ali
Mahrus Ali Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Puisi | Jeritan yang Dihiraukan

30 September 2018   01:37 Diperbarui: 30 September 2018   02:04 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika suara angin malam bergejolak diangkasa.

Ayam terus bersuara dan bergerak bagaikan orang senam pagi

Suara dan gerakan ayam terus bergejolak dan kencang, sehingga pemuda dan pemudi desa berjalan menghampirinya.

Suara itu terus nyaring

Layaknya seorang ayah menasehati anaknya

Layaknya seorang ibu memberikan arahan kepada buah hatinya yang masih kecil.

Ketika sepertiga malam menjelang subuh suara itu terus nyaring

Pemuda itu datang lagi dari tempat bersandar tubuhnya

Ketika disampirinya suara itu tidak ada, lalu ku lihat juga tidak berwujud

Layaknya manusia.

Hati terus bergejolak bersamaan suara ayam yang merdu menjelang fajar pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun