Mohon tunggu...
Ali Hasan Siswanto
Ali Hasan Siswanto Mohon Tunggu... -

Pengamat politik dan penikmat Moralogi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pemenang Pilgub DKI

10 Februari 2017   01:04 Diperbarui: 10 Februari 2017   01:37 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilihan kepala daerah DKI tidak lepas dari sorot mata, semua memandang pada diorama, dialektika strategi politik yang ada di Jakarta. Maklum, Jakarta adalah miniature peta kekuatan poltik kedepan. Adu strategi anar calon menciptakan suasana panas dan cenderung gaduh, Sandra menyandera antara satu dan lainnya terjadi sehingga suasana semakin hari semakin terasa panas. Kontestan calon pemilihan gubernur DKI ada tiga pasang yaitu Agus silvi, ahok-djarot dan anis-sandy. 

Antara satu dengan lainnya saling unjuk kekuatan untuk melakukan penyaderaan, silvi berurusan dengan hukum karena dana hibah, ahok dijerat dengan penistaan agama dan anis disandera dengan imaje tidak kompeten selama menjadi menteri sehingg harus direshufle. Saling sandera ini membuat suasana gaduh. Demi kepentingan kekuasaan mereka merelakan strategi Sandra dan saling “membunuh” satu dengan lainnya terjadi. peta kekuatan pilkada DKI adalah peta pemain-pemain kawakan yang lama berpolitik di negeri ini yaitu pak SBY, Bu Megawati dan Pak Prabowo. 

Hasrat berkuasa ketiga actor tidak lekang oleh waktu. Dengan berbagai pengalamannya, strategi dimainkan, siasat dikerjakan dan propaganda menjadi rutinan dan yang pasti mereka memiliki basis massa partai politik. Dengan melihat peta kekuatan ini siapakah yang akan keluar sebagai jawara di pilkada DKI?. Mari kita belajar dari kisah mahabarata.

Masih ingatkah kita pada kisah mahabarata?. Tentu masih ingat, bagaimana kebenaran dan kebaikan dipertentangkan dengan keburukan dan angkara murka. Kebenaran dan kebaikan disimbolkan dengan para PANDAWA, sedangkan keburukan dan angkara murka disimbolkan dengan para KURAWA. PANDAWA yang hanya lima orang harus berjuang menegakkan kebenaran melawan KURAWA dengan seratus orang. 

Namu, pada akhirnya kebaikan dan kebenaran menjadi pemenangnya. Pada taraf ini, kita bisa mengambil hikmah bahwa, sekecil apapun kebaikan dan kebenaran akan mengalahkan angkara murka yang begitu banyak. Kita keluarga besar kader intelektual adalah bagian kecil keluarga besar kampus. Tetapi, jika intelektualitas diperjuangkan secara konsisten bersama-sama akan mengalahkan banyak komunitas yang terjerat dalam hedonisme dan pragmatisme.

Untuk keluar sebagai pemenang, PANDAWA harus bersatu, satu rasa, satu perjuangan dan satu keinginan. PANDAWA sebutan bagi lima orang satria, yaitu Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakuka dan Sadewa. Yudhistira adalah simbol kesucian, tidak mempunyai dosa, dan darahnya berwarna putih tanpa noda. Satria Amarta ini tidak pernah bohong dan kejujuran, ketenangan, menjadi prinsip menggadapi berbagai persoalan. 

Kedua, Bima bertubuh besar dan kokoh adalah simbol ketegasan dan keadilan, menegakkan hukum tidak pandang bulu. Ketiga, Arjuna adalah lambang tampan dan rupawan. Satria tanpa tanding ini memiliki keteguhan dan kekuatan dalam menjalani proses keilmuan. Keempat, Nakula memiliki simbol setia, taat, belas kasih,tahu membalas budi, dan dapat meyimpan rahasia. Kelima, Sadewa menjadi simbol yang memiliki sifat bijak dan pintar. Integralisasi kelima satria ini menjadi kekuatan maha dahsyat yang tidak terkalahkan. 

Melalui berbagai simbol cerita rakyat ini, kita keluarga besar IMC memiliki keteguhan bersatu, satu rasa dan perjuangan. Tentunya persatuan kita dilandasi oleh, kejujuran, ketegasan dan keadilan, keteguhan dalam proses dan sopan santun, tahu balas budi dan mampu melakukan analisis terhadap apa yang akan terjadi. Persatuan ini juga bergantung dari mental kolektif atau mental kebersamaan antara satu dengan lainnya.

Dengan demikian yang keluar sebagai pemenang pada pilkada DKI adalah actor yang memiliki kekuatan pandawa dan tentunya memiliki niatan yang baik dalam politiknya. Karena hanya kebaikan yang dapat mensejahterakan masyarakat. Apakah agus-silvi, ahok-djarot atau anis-sandy yang memiliki kekuatan pandawa, mari kita buktikan pada waktunya atau sejarah berbalik justru Kurawa yang memenangkannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun