Mohon tunggu...
Ali Harsojo
Ali Harsojo Mohon Tunggu... Guru - Guru Biasa

Guru yang terus belajar menjadi: Penulis, Motivator Literasi Kelas dan Komunitas, Blogger, Radixpreneur, Herbalis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mewujudkan Literasi Wali Murid

28 Oktober 2022   04:43 Diperbarui: 28 Oktober 2022   04:47 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gerakan literasi sekolah atau biasa dikenal dengan GLS mulai marak sejak tahun 2015. Sejak lahirnya kebijakan tentang penumbuhan budi pekerti. Namun demikian, sebelum tahun tersebut, aktivitas literasi telah banyak dilakukan. 

Terutama di bidang pendidikan. Memang, secara garis besar, literasi mencakup beberapa jenis kegiatan. Misalnya, literasi dasar (baca - tulis), literasi nuerasi, literasi digital, literasi sains, literasi finansial dan literasi budaya dan kewarganegaraan.

Implementasinya, kegiatan literasi sekolah itu mayoritas dilaksanakan di kelas. Sehingga, menurut penulis, lebih dikenal sebagai aktivitas literasi kelas atau kegiatan literasi sekolah berbasis kelas. Mengapa? Sebab, aktivitas literasi yang paling sering dilakukan adalah aktivitas literasi bersama murid di kelas.


Dalam hal ini, penulis membagi kegiatan literasi kelas menjadi 3 bagian literasi berdasarkan pelakunya. Subjek literasi kelas ini merupakan pelaku literasi yang aktif memandu dan melaksanakan kegitan literasi di kelas. Ketiga pelaku literasi kelas adalah guru, murid dan wali murid.

Guru, sebagai petugas profesi merancang aktivitas literasi kelas secara rinci dan terjadwal. Misalnya, sesuai dengan kebijakan penumbuhan budi pekerti bahwa 15 menit sebelum pelajaran dimulai, diadakan kegiatan literasi. 

Namun, di sekolah tempat penulis mengajar, diberi waktu 20 menit. Penulis sebagai guru, menyiapkan jadwal literasi harian. 

Setiap hari melaksanakan kegiatan literasi sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Misalnya, berturut-turut dari hari Senin hingga Sabtu, ada aktivitas literasi murid menulis cerita pengalaman di hari Minggu, murid membaca senyap, guru atau tokoh masyarakat bercerita lalu murid menuliskan kembali, menyimak berita lalu dirangkum, menonton berita tv online lalu diresume, murid bercerita lalu ditulis ringkas dan sebagainya. 

Kemudian, guru menyediakan buku kontrol literasi. Setiap kegiatan resume atau menulis, murid menuliskannya di buku kontrol literasi tersebut. Guru dapat mengecek tulisan siswa dan memberinya paraf. Pada buku tersebut, juga ada bagian yang harus diisi di rumah. Murid berliterasi di rumah. Misalnya membaca buku di rumah, menulis, membantu pekerjaan orang tua dan sebagainya.

Murid, melaksanakan aktivitas literasi dengan cara menulis ringkas pada buku kontrol literasi berdasarkan jenis dan jadwal aktivitas literasi. Bahasa yang ditulis, cukuplah sederhana. Tidak terlalu dituntut sempurna. Namun, murid ada aktivitas menulis. Semakin bertambah hari, maka tulisan murid akan semakin bertambah.

Wali murid, juga membantu dalam kegiatan literasi kelas. Prosedurnya, setelah melakukan sosialisasi tentang kegiatan dan program literasi kelas, maka wali murid diberi jadwal tampil mengajar di kelas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun