Mohon tunggu...
Alifmnaufal10
Alifmnaufal10 Mohon Tunggu... Polisi - Sedang berproses menjadi lebih baik

Menulis sesuatu yang bisa ditulis untuk bisa dibagikan dan dibaca

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tangis di Balik Jeruji Besi

4 Desember 2022   11:13 Diperbarui: 4 Desember 2022   11:23 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pribadi Giat saat Tugas jaga Piket tanggal 4 Desember 2022

TANGIS DIBALIK JERUJI BESI

Sesuai tugas keseharianku , dibagian fungsi Provos, salah satunya adalah pengecekan kehadiran piket jaga tahanan yang berlokasi di Rutan tahanan Polres. Tugas pengecekan tersebtut dilakukan setelah pengecekan kehadiran personil Mapolres.

Pengecekan terhadap petugas jaga tahanan sasarannya yaitu  kelengkapan perseorangan,  sikap tampang dan kesiapan saat melaksanakan tugas seperti buku mutasi. Sebuah  buku yang berisi tulisan tentang kegiatan selama melakukan penjagaan tahanan. Ini sangat penting, karena menjadi bukti apa dan bagaimana situasi yang terjadi di ruang tahanan selama pelaksanaan tugas.

Setelah selesai melakukan pengecekan petugas yang jaga, tidak lupa dilakukan pengecakan jumlah seluruh tahanan Polres yang ada di masing masing sel tahanan. Piket Provos setiap melakukan pengecekan Jaga tahanan mendampingi Perwira Pengawas (Pawas). Cek dan menghitung keseluruhan orang yang ditahan, di masing masing selnya. Disamping memastikan jumlah tahanan, juga dilakukan pengecakan bagaimana kondisi kesehatan tahanan tersebut. Bila ada tahanan yang sakit Piket Provos yang bertugas menghubungi Urusan kesehatan Polres. Fatal bila sampai terjadi tahanan sakit kemudian meninggal dunia tidak terpantau kondisi kesehatannya.

Di sela tugas pengecakan, ada satu hal yang sangat menyentuh batinku. Seorang wanita usia sekitar 25 tahun, menghuni salah satu ruang sel. Pada pipinya melelah air mata. Matanya sembab, pertanda ia menangis untuk waktu yang lama. Aku sempatkan bertanya padanya, mengapa ia sampai ada di tempat tersebut, menghuni kamar sempit berjeruji besi. Intinya : ia menjadi tersangka pada kasus pembuangan bayi. Bayi tersebut ia buang, di dalam kardus dengan dengan pemukiman warga di daerah Pekalongan Utara.

Motif perempuan tersebut hingga tega membuang anak kandungnya sendiri tersebut adalah sedang mengalami konflik dengan suami dan keluarga. Kenapa anak yang tidak berdosa yang menjadi korban? Tanyaku dalam hati yang tidak terjawab oleh perempuan bernisial O tersebut. Sangat tragis, padahal, sebelum anak tersebut di buang, ia bersusah payah antara hidup dan mati melakukan persalinan sendiri.

Atas perbuatan gelap matanya tersebut, O di  jerat dengan pasal 307 KUHP dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

Aku telisik kemudian Ibu muda tersebut sangat tega membuang anak kandungnya di dalam kerdus itu, karena faktor utamanya adalah sang Suami tidak mengakui hasil anak yang telah lahir dan sang suami menyuruhnya untuk membuang bayi tersebut. Terkait hal ini masih dilakukan penyidikan oleh Sat Rekrim apa motif sebenarnya yang terjadi.  

Aku sempat termenung.

Hal yang paling ku sayangkan adalah sungguh sangat tega sekali sang ibu nekad  membuang bayi kandungnya yang tidak bersalah itu. Apakah tidak ada jalan lain? Bukankah kehadiran seorang bayi adalah sebuah anugerah? Sang bayi lahir tanpa membawa dosa, tanpa membawa kesalahan. Karena ia terlahir bukan atas kehendakanya.

Di lain sisi, bila benar motif ayah kandung bayi tidak mengakui sebagai anaknya, tidak bisakah nantinya dibuktikan melalui medis? Melalui Tes DNA? Untuk kepentingan ini, polisipun tentunya bisa memfasilitasinya, selama masih dalam konteks pencarian keberanan demi keadilan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun