Mohon tunggu...
Alif Ilham Fajriadi
Alif Ilham Fajriadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Imam Bonjol Padang. Anggota aktif di Lembaga Pers Mahasiswa Suara Kampus dan pendiri Ruang Baca Imam Bonjol, sebuah komunitas literasi di Padang, Sumatra Barat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Wartawan, Bukan Pekerjaan Sampingan

8 Desember 2019   22:45 Diperbarui: 8 Desember 2019   23:30 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertama, ingin mengingakan jika wartawan bukan kerja sampingan, jangan menganggap hidup menjadi seorang juru kabar itu adalah pelarian. Mungkin kau kurang bacaan atau malahan tak pernah membaca. Ada banyak hal yang harus dipahami sebelum terjun di dunia jurnalistik, namun yang paling awal adalah hati. Sesuatu yang dilakoni dengan hobi akan membawa dampak baik untuk kinerja. Jika hanya menjadikannya kerja sampingan, dapat kita lihat dampaknya sekarang, banyak wartawan amplop, tidak akan menulis jika tak ada amplopnya, makan uang haramlah keluarga kalian.

Menjadikan wartawan sebagai kerja sampingan, membuat dampak buruk yang sangat besar untuk arus informasi yang beredar. Karena tak dibuat dengan sepenuh hati, hanya dijadikan sampingan saja. Ada keilmuan yang harus dimatangkan lagi, ada relasi yang harus ditambah lagi, ada bacaan yang harus diperbanyak lagi. Tak putus hanya membuat karangan indah dengan imbalan amplop semata saja untuk menjadi wartawan ini.

Sesekali, saya merasa miris juga dengan konsolidasi yang dilakukan oleh wartawan dengan instansi pemerintahan, ataupun sebaliknya. Hal itu dapat membuat dampak buruk terhadap fungsi wartawan sebagai kontrol sosial, karena merasa takut atau segan dengan instansi yang ia dekati. Atau, bisa dikatakan juga instansi itu yang memberikan modal.

Beberapa tahun ke depan, penulis yakin bahwa akan banyak arus informasi yang bertebaran di setiap sisi masyarakat, dengan metode penyebaran yang berbeda pula, ada berbasis online dan ada yang cetak. Kenapa penulis masih yakin jika cetak akan tetap hidup? Karena semakin berkembangnya ranah online, seketika itu juga cetak akan sangat dirindukan.

Untuk itu, perlu adanya beberapa tokoh yang akan membawa media ini ke arah yang lebih baik, bersih, jujur dan menjadikannya sebagai ranah utama, bukan sampingan. Tentunya harus banyak juga yang harus dibenahi, misalnya wartawan yang diterima oleh media harus benar-benar paham ilmu jurnalistik dan sejahtera, jika tak sejahtera, tentunya hanya akan dijadikan sebagai ranah kerja sampingan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun