Mohon tunggu...
Alifia Oktorina
Alifia Oktorina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak Pandemi Covid-19 beserta Budaya Risikonya

15 September 2021   11:36 Diperbarui: 15 September 2021   11:41 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dapat diketahui bahwa budaya risiko merupakan istilah yang menggambarkan nilai-nilai keyakinan, knowledge dan pemahaman mengenai risiko secara bersama oleh sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Maka, budaya risiko ini merupakan bagaimana perilaku setiap individu dalam menghadapi segala sesuatu yang berkaitan dengan risiko sehingga ketika mereka mempunyai pemahaman dan pengetahuan mengenai risiko maka akan terefleksi ketika mereka mengambil suatu keputusan untuk dapat menghadapi risiko tersebut.

Maka dari itu budaya risiko merupakan suatu unsur yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan manajemen dengan mempertimbangkan risiko yang akan ditanggung dan manfaat yang akan diperoleh dari risiko tersebut. Biasanya organisasi dengan budaya risiko yang kuat mereka memiliki pendekatan yang konsisten dan berulang ketika mengambil atau membuat suatu keputusan yang penting, seperti membahas mengenai risiko dan mengkajji ulang scenario risiko tersebut sehingga dapat membantu manjemen untuk dapat mengukur dampak risiko tersebut.

Sebagai contoh yakni, perusahaan pasti memiliki berbagai jenis risiko yang harus mereka hadapi, maka perusahaan perlu yang namanya membangun dan menerapkan budaya risiko yang baik agar mereka bisa menganalisis, mengidentifikasi dan mengevaluasi suatu risiko yang mereka hadapi. Disini perusahaan sebagai pemilik risiko, mereka perlu dan harus untuk tahu dan sadar kalau suatu risiko pasti akan muncul dan ada ketika mereka melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan, serta mereka mampu dan mau untuk dapat menghadapi risiko tersebut, entah dikurangi, dihindari atau diterima.

Yang akan saya ambil contoh kasus untuk menganalisa budaya risiko ialah pada pandemi Covid-19 yang sedang terjadi, bahwa dapat diketahui sejak ditetapkan sebagai pandemi Covid-19 pada tanggal 11 Maret 2020 oleh Badan kesehatan Dunia (WHO), virus corona telah menyebar luas ke seluruh dunia. Hal ini tidak hanya berdampak pada kesehatan yang menjadi semakin kritis tetapi juga berdampak pada penurunan perekonomian. Banyak negara-negara di dunia yang mengalami penurunan perekonomian dan tumbuh negatif bahkan terjadi resesi.

Seperti hal yang tadi sudah disebutkan bahwa budaya risiko ini merupakan bagaimana perilaku setiap individu dalam menghadapi segala sesuatu yang berkaitan dengan risiko, maka bisa kita ambil dari permasalahan yang dihadapi suatu negara ketika menghadapi pandemi Covid-19 ialah dengan menerapkan budaya risiko.

Budaya risiko apa yang mereka terapkan? Pmerintahan Indonesia menerapkan peraturan terkait dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau biasa disebut dengan PSBB dan sekarang naik lagi tingkat levelnya menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dimana hal ini dapat dikatakan sebagai suatu budaya risiko dikarenakan pemerintah ingin mengambil sebuah tindakan untuk dapat mengurangi risiko terkait dengan pandemi Covid-19.

Tindakan berulang-ulang yang pemerintah ambil untuk pembatasan sosial ini maka akan menjadi budaya bagi masyarakat untuk tetap di rumah disaat dalam kondisi pandemi Covid-19, ketika berada tetap di rumah menjadi kebiasaan dan budaya hal ini akan membantu Indonesia untuk dapat mengurangi angka kasus positif Covid-19.

Sehingga, menurut saya tindakan yang pemerintah ambil untuk melakukan pembatasan adalah tindakan yang baik dalam mencegah dan memitigasi risiko dari pandemi Covid-19 karena dapat mengembangkan pehaman yang baik bagi masyarakat, sehingga akan memunculkan budaya risiko yang baik bagi Indonesia ketika menghadapi pandemi.

Namun, dapat dikatakan bahwa dengan adanya pembatasan sosial hal ini akan berdampak dengan perekonomian suatu negara, di karenakan proses produksi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan proses bisnis terhalang karena pembatasan tersebut sehingga hal ini akan menjadi dampak yang buruk bagi kelangsungan bisnis baik perusahaan besar maupun UMKM sehingga akan berdampak pada perekonomian.

Dengan membentuk dan menerapkan budaya risiko tersebut maka Indonesia dapat mengurangi jumlah kasus kematian dan kasus positif dikarenakan pandemi Covid-19, sehingga dapat dikatakan jika terus mengalami penurunan kasus kematian akan berdampak dengan kehidupan yang kembali normal seperti sedia kala.

Dapat disimpulkan bahwa, budaya risiko sangat penting utnuk dibentuk dan diterapkan karena sangat penting untuk sadar, tahu, mampu dan mau untuk menghadapi suatu risiko yang dimana  kemungkinan akan membawa dampak buruk jika kita tidak sadar terhadap suatu risiko yang ada karena jika masyarakat dan pemerintah memiliki budaya risiko yang minim maka hal ini akan berdampak pada berbagai aspek baik aspek kehidupan maupun aspek perekonomian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun