Mohon tunggu...
Alifiano Rezka Adi
Alifiano Rezka Adi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Arsitektur FT UGM Yogyakarta, yang slogannya better space better living, ayoo hidupkan ruang disekitar kita biar dunia ini lebih berwarna :DD

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Arsitektur Modular, sebagai Lifestyle Baru Membangun Bangunan

30 April 2015   07:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:32 9043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_413803" align="aligncenter" width="600" caption="Arsitektur Modular, sebagai Lifestyle Baru Membangun Bangunan | Foto: reinierdejong.wordpress.com"][/caption]

Istilah arsitektur modular sebenarnya bukan hal baru lagi terkait perihal pembangunan bangunan, bahkan rumah kita sendiri pun mungkin bisajadi bergaya modular. Setiap merencanakan pembangunan apapun, akan selalu dihadapkan pada masalah dimensi ukuran yang akan dipakai sebagai standard perencanaan. Dimensi ukuran dasar adalah berupa modul dasar yang digunakan sebagai dasar-dasar didalam perencanaan. Sehingga dalam perancangannya, modul dasar ini dapat berkembang menjadi dimensi moduler yang merupakan kelipatan dari modul dasar. Inilah esensi dari arsitektur modular.

Penggunaan modul dalam perancangan zaman dahulu sangat berbeda dengan sekarang. Pada zaman dahulu modul ditentukan oleh besaran ukuran kolom dan jarak kolom yang berlaku pada saat itu. Sedangkan sekarang modul merupakan suatu kebutuhan karena adanya industri bahan-bahan bangunan (modular prefabrikasirikasi) yang memerlukan koordinasi dari bermacam-macam bahan bangunan. Kebutuhan di era sekarang menuntut pembangunan yang cepat dan efisien dengan tetap mempertahankan nilai-nilai arsitektur yang baik secara fungsi dan estetika bangunan. Oleh karena itu diperlukan sistem penyelesaian bangunan secara praktis yaitu sistem koordinasi modul yang dapat menghemat waktu, biaya, bahan bangunan dan tenaga kerja. Sistem ini mengatur semua komponen bangunan yang berhubungan satu dengan yang lain didalam ukuran-ukuran yang berdasarkan modul atau dimensi unit(Sutisna dan Purnama, 1983).

Walaupun sistem modular ini relatif baru dalam perkembangan industri dan belum secara luas diadopsi, namun penggunaan sistem ini mulai dipakai khususnya di kota-kota besar yang telah berkembang dan membutuhkan sistem pembangunan yang lebih efisien dengan pengeluaran yang minimal.Di luar semua keunggulannya, sistem yang futuristik ini tentunya juga memiliki berbagai kelemahan.Kelebihan dan kelemahan ini perlu dipahami terlebih dahulu sebelum dimulainya pembangunan agar memperkecil kerugian.

[caption id="attachment_413787" align="aligncenter" width="600" caption="Perusahaan Asuransi Central Beheer di Apeldoorn, Belanda (Zahnd, 2009)"]

14303529031833286806
14303529031833286806
[/caption]

[caption id="attachment_413788" align="aligncenter" width="600" caption="Gedung Amsterdam Municipal Orphanage (www.archdaily.com)"]

1430352980723929585
1430352980723929585
[/caption]

[caption id="attachment_413789" align="aligncenter" width="600" caption="d�Habitation karya Le Corbusier (arch193-stgall-cabanon.blogspot.com)"]

1430353034347883874
1430353034347883874
[/caption]

Efisiensi Bangunan Modular dengan Material Pabrikan

Sistem modular adalah metoda pelaksanaan pembangunan dengan memanfaatkanmaterial atau komponen fabrikasi yang dibuat di luar lokasi proyek atau di dalam lokasiproyek namun perlu disatukan lebih dahulu antar komponennya (erection) ditempat yang seharusnya/posisi dari komponen tersebut (Tatum dkk, 1987). Sebuah konstruksi modular lebih mengacu kepada volumetrik sebuah ruang, bukan sebagai bagian ruang seperti tembok, atap, atau lantai, namun sebagai sebuah kesatuan ruang. Sebuah modular rata-rata telah diselesaikan 60%-90% di luar site yaitu di dalam pabrik kemudian di transportasikan dan dirakit di dalam site sebuah proyek (Velamati, 2012).

Banyak unsur arsitektur yang diukur dan dibuat perbandingannya tidak hanya berdasarkan sifat-sifat serta fungsi strukturalnya saja, tapi juga oleh proses pembuatannya. Karena unsur-unsur ini dibuat secara massal di dalam pabrik, mereka memiliki ukuran-ukuran dan proporsi standar yang dikenakan padanya oleh para produsen perorangan maupun standar-standar industri.

[caption id="attachment_413790" align="aligncenter" width="600" caption="struktur penopang yang disesuaikan dengan modul dasar (Ching, 2007)"]

1430353094605138678
1430353094605138678
[/caption]

Karena pada akhirnya modul dasar harus menjadi satu dan mencapai tingkat kecocokan yang tinggi dalam konstruksi sebuah bangunan, maka ukuran standar dan proporsi dari unsur-unsur yang diproduksi di pabrik akan mempengaruhi ukuran, proporsi, dan jarak bahan-bahan lainnya juga. Pintu dan jendela standar harus diberi ukuran dan proporsi yang pas di dalam modul bukaan tembok. Kayu atau logam penopang harus diberi jarak untuk menerima modul bahan tipis tersebut.

Berkembangnya modul-modul material fabrikasi menimbulkan pemahaman bahwa proses pembangunan bangunan modular lebih cepat dan hemat, baik dari segi biaya maupun waktu konstruksi, daripada bangunan yang tidak menggunakan modul.Salah satu bangunan yang dibangun dengan menggunakan material modular prefabrikasirikasi adalah bangunan tinggi Mini Sky City di Changsa, Cina. Bangunan ini memiliki 220 lantai dan tingginya sekitar 2.749 kaki, dan sedang dalam proses pembangunan. Menayang (2015) mengatakan bahwa sampai saat ini pembangunan tower banguna tersebut telah mencapai 57 lantai selama 19 hari.

[caption id="attachment_413791" align="aligncenter" width="600" caption="tower dengan metode prefab di Changsa, China (Menayang, 2015)"]

14303531791948155379
14303531791948155379
[/caption]

Peran Modular Fabrikasi dalam Upaya Penghematan Energi dan Limbah Material

Sistem fabrikasi dalam pembangunan bangunan modular dapat tidak hanya sama atau lebih unggul daripada bangunan tradisional dalam segi kualitas, tetapi dengan proses manufaktur yang terkontrol sangat meminimalisir energi dan limbah material selama proses konstruksi dilapangan. Modularitas dalam sistem konstruksi memungkinkan relokasi dan re-use bangunan tanpa melakukan demolisasi dan pembuangan limbah sehingga dapat menghemat energi.

[caption id="attachment_413792" align="aligncenter" width="600" caption="Relocate Classroom by Anderson Anderson Architecture (www.archdaily.com)"]

14303532411412855585
14303532411412855585
[/caption]

Energy Positive Relocate Classroom karya arsitek Mark Anderson dan Peter Anderson dapat menjadi contoh bagaimana arsitektur modular berperan dalam menghemat energi dan limbah material. Desain bangunan dibuat dengan konsep hemat energi dengan metode modular yang terfabrikasi untuk mengurangi biaya dan energi, memungkinkan relokasi atau re-use sewaktu-waktu, dan meminimalisir limbah konstruksi.

[caption id="attachment_413793" align="aligncenter" width="600" caption="Modulisasi dalam tiap elemen bangunan (www.archdaily.com)"]

1430353282424123555
1430353282424123555
[/caption]

Elemen-elemen arsitekturalnya disusun secara bermodul untuk memudahkan bongkar-pasangnya. Ruang modular yang terbentuk sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa susunan modul yang dapat dibagi lagi seperti modul panel dinding, modul floor tile, floor carpet tile synthesis, metal siding, metal sunshade, plywood panel, dan cork tackboard. Modul-modul ini telah di set pada ukuran tertentu secara fabrikasi sehingga dapat langsung dirangkai di lapangan tanpa memodifikasi dimensi. Dengan sistem ini tidak ada lagi limbah material dari proses konstruksi karena modul-modul yang sudah terukur dari awal.

Bangunan dengan Material Fabrikasi (Prefabrikasi Home) Belum Tentu Hemat

Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa membangun rumah dengan menggunakan material fabrikasi dapat menghemat biaya dan waktu, selain itu juga ramah lingkungan karena pembangunan dilakukan diluar tapak (off-site) sehingga mengurangi polusi suara dan limbah konstruksi.

[caption id="attachment_413794" align="aligncenter" width="600" caption="Contoh Prefab Home (www.greenhomegnome.com)"]

14303533451682034863
14303533451682034863
[/caption]

Chad Ludeman, seorang pemilik perusahaan konstruksi yang bergerak di bidang hybrid construction mengemukakan beberapa isu tentang prefabrikasihome dan kemudian menentangnya (Chad, 2008). Dalam artikelnya,dia mengatakan bahwa isu prefabrikasi home lebih hemat biaya, hemat limbah konstruksi, dan hemat waktu hanyalah mitos atau tidak benar.

Terkait dengan biaya, dia menyebutkan bahwa rata-rata harga rumah dengan material fabrikasi di Amerika adalah berkisar $250 /sqft yang kemudian dapat meningkat hingga $300 sampai $400 /sqft. Kenyataan ini menurutnya jauh di atas pembangunan rumah dengan konstruksi konvensional yang berkisar $125-$150 /sqft.

Terkait dengan limbah konstruksi, Chad mengatakan bahwa kebanyakan pabrik material fabrikasi menyatakan bahwa material tersebut menghasilkan lebih sedikit limbah konstruksi dibandingkan dengan material konvensional. Namun pada kenyataannya, material fabrikasi membutuhkan 20%-30% lebih banyak material mentah dalam hal pengiriman dan pengemasan bahan material tersebut ke lokasi pembangunan.

Dalam hal penghematan waktu, banyak perusahaan material fabrikasi yang menyatakan bahwa pembangunan mereka jauh lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional karena material telah dikemas di pabrik. Namun, sebenarnya proses di dalam pabrik memakan waktu yang cukup lama. Proses fabrikasi tersebut rata-rata memakan waktu sekitar 6-12 bulan agar material tersebut selesai karena butuh pengujian dan segala macam. Jika dibandingkan dengan cara konvensional yang memakan waktu 4-5 bulan, lalu dimana letak penghematan waktu dari material fabrikasi tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun