Mohon tunggu...
Pendidikan

Skala Likert sebagai Teknik Evaluasi

12 Juni 2013   18:23 Diperbarui: 4 April 2017   18:22 30014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

PENDAHULUAN

Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan relevansi, efesiensi, efektivitas dan dampak kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai serta sistematis dan objektif. Dalam hubungannya dengan suatu program atau kebijakan perencanaan. Evaluasi ini juga diartikan berupa proses pengumpulan berbagai informasi/data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagaimana tujuan dari sebuah program sudah tercapai, serta suatu proses yang sistematis untuk menetukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran dicapai oleh adanya suatu rencana/program. Dalam proses terdapat banyak alat analisis yang dapat digunakan diantaranya salah satunya teknik analisi yang dapat digunakan unutk mengevaluasi adalah teknik skala likert.

SKALA LIKERT

Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang digunakan dalam kuesioner dan merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam evaluasi suatu program atau kebijakan perencanaan. Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat di tahun 1932 yang sekarang terkenal dengan nama skala Likert. Skala Likert ini merupakan skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena. Dan pada evaluasi, skala likert digunakan untuk (a) Menilai keberhasilan suatu kebijakan atau program (b) Menilai manfaat pelaksanaan suatu kebijakan atau program (c) Mengetahui kepuasan stakeholder terhadap pelaksanaan suatu kebijakan atau program.

Dalam skala Likert terdapat dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan positif yang berfungsi untuk mengukur sikap positif, dan pernyataan negative yang berfungsi untuk mengukur sikap negative objek.Skor pernyataan positif dimulai dari 1 untuk sangat tidak setuju (STS), 2 untuk tidak setuju (TS), 3 untuk ragu-ragu (R), 4 untuk setuju (S), dan 5 untuk sangat setuju (SS). Skor pernyataan negative dimulai dari 1 untuk sangat setuju (SS), 2 untuk setuju (S), 3 untuk ragu-ragu (R), 4 untuk tidak setuju (TS), dan 5 untuk sangat tidak setuju (STS). Beberapa menghilangkan option “Ragu-ragu” dalam instrument untuk memudahkan dalam melihat angket yang responden isikan. Skala Likert digunakan untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang terhadap sesuatu rencana program, pelaksanaan program ataupun tingkat keberhasilan suatu program.

Kapan Menggunakan Skala Likert ?


  • Ingin menggambarkan secara kasar posisi individu dalam kelompoknya (posisi relatif)
  • Ingin membandingkan skor subyek dengan kelompok normatifnya
  • Ingin menyusun skala pengukuran yang sederhana dan mudah dibuat Sam/PSP/Likert

Prosedur dalam membuat Skala Likert :


  1. Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, relevant dengan masalah yang sedang diteliti, dan terdiri dari item yang cukup jelas disukai dan tidak disukai.
  2. Kemudian item-item itu dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti.
  3. Menyusun blue print untuk memandu penyusunan alat ukur seperti indikator yang secara teortitis-logus memberi kontroibusi yang lebih besar harus diberikan dengan pertanyaan yang lebih banyak.
  4. Responden di atas diminta untuk mengecek tiap item, apakah ia menyenangi (+) atau tidak menyukainya (-). Respons tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberi skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk memberikan angka 5 untuk yang tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah atau sebaliknya. Yang penting adalah konsistensi dari arah sikap yang diperlihatkan. Demikian juga apakah jawaban “setuju” atau “tidak setuju” disebut yang disenangi, tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari item-item yang disusun.
  5. Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item dari individu tersebut.
  6. Respon dianalisis untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala total. Misalnya, responden pada upper 25% dan lower 25% dianalisis untuk melihat sampai berapa jauh tiap item dalam kelompok ini berbeda. Item-item yang tidak menunjukkan beda yang nyata, apakah masuk dalam skortinggi atau rendah juga dibuang untuk mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan.
  7. Setelah item di uji coba kepada responden, lalu diuji tingkat validitas dan reabilitas dari item-item tersebut. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan kevalidan suatu instrumen sedangkan reliabilitas merupakan penilaian tingkat konsistensi terhadap hasil pengukuran bila dilakukan multiple measurement pada sebuah variabel suatu alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tidak berubah.

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan metode Pearson yaitu dengan mengkorelasikan skor item kuesioner dengan skor totalnya. Langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut:


  • Menghitung dan menjumlahkan skor tiap subyek
  • Mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor total yang diperoleh setiap subyek
  • Nilai r hitung dibandingkan dengan r tabel. Pilihlah item yang r hitungnya positif dan lebih besar dari r tabel
  • Biasanya dapat juga menggunakan patokan r minimal 0,3
  • Buang item yang r hitungnya kurang dari r tabel atau kurang dari 0,3 dan hitung kembali korelasinya hingga r hitung semua item lebih dari r tabel atau lebih dari 0,3
  • Item yang memiliki nilai r hitung >0,3 maka item tersebut dinyatakan valid

Uji Reabilitas

Metode yang dapat digunakan pada uji reabilitas adalah metode Croncbach’s Alpha. Penghitungan Cronbach’s Alpha dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir pernyataan dalam kuesioner. Variabel dinyatakan reliabel jika alphanya lebih dari 0,3.

Setelah item terpilih didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah penskalaan respon. Penskalaan respon merupakan prosedur penempatan sejumlah alternatif respon tiap item pada suatu kontinum kuantitatif sehingga didapatkan angka sebagai skor masing-masing alternatif respon.

* Teknik Skoring

Setelah nilai tiap faktor diketahui maka dilakukan teknik skoring. Teknik skoring dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif. Tahapan dalam terbagi menjadi 4 tahap yaitu :


  1. Pentabulasian hasil kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
  2. Penyesuaian nilai dari tiap-tiap faktor dengan skala pengukuran likert yang digunakan.
  3. Menghitung nilai indeks dari tiap-tiap faktor, dengan cara masing-masing jawaban dikalikan dengan bobot/skoring jawabannya.
  4. Hasil skoring dikembalikan lagi pada nilai skala respon untuk menghasilkan interpretasi

Kekurangan Skala Likert


  1. Karena ukuran yang digunakan adalah ukuran ordinal, skala Likert hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan berapa kali satu individu lebih baik dari individu yang lain.
  2. Kadangkala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena banyak pola respons terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama. Adanya kelemahan di atas sebenarnya dapat dipikirkan sebagai error dari respons yang terjadi.


Kelebihan Skala Likert


  1. Mudah dibuat dan di terapkan.
  2. Skala Likert lebih mudah membuatnya dibanding lain sepertti skala Thurstone.
  3. Terdapat kebebasan dalam memasukan pertanyaan- pertanyaan, asalkan sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti.
  4. Jawaban suatu item dapat berupa alternative, sehingga informasi mengenai item tersebut diperjelas.
  5. Reliabilitas pengukuran bisa diperoleh dengan jumlah item tersebut diperjelas.
  6. Karena jangka responsi yang lebih besar membuat skala Likert dapat memberikan keterangan yang lebih jelas dan nyata tentang pendapatan atau sikap responden tentang isu yang dipertanyakan.

Contoh Studi Kasus Penggunaan Skala Likert

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan percepatan pembangunan sektor sanitasi, dalam rangka pencapaian target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015. Program ini setidaknya melibatkan 330 Kota/Kabupaten di 33 provinsi yang termasuk dalam kategori rawan sanitasi, dan dilaksanakan secara terintegrasi dari pusat hingga ke daerah dengan melibatkan seluruh stakeholder dari kalangan pemerintah dan non-pemerintah di seluruh tingkatan. Program PPSP diarahkan untuk menciptakan lingkungan kondusif yang dapat mendukung terciptanya percepatan pembangunan sanitasi melalui advokasi, perencanaan strategis, dan implementasi yang komprehensif dan terintegrasi.

Perencanaan strategis terkait pembangunan sanitasi yang kemudian lebih dikenal dengan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK), disusun oleh pemerintah daerah secara komprehensif dan multisektor, berskala kota, menggabungkan pendekatan top-down dan bottom-up serta berdasarkan data aktual/empiris. Oleh karenanya, SSK diharapkan dapat menjadi cetak biru perencanaan pembangunan sektor sanitasi di kabupaten/kota sehingga pembangunan sektor sanitasi yang berkelanjutan bisa terjamin. Penyusunan SSK dilakukan melalui 5 pilar kebijakan yaitu peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah, persampahan, dan drainase, peningkatan peran masyarakat dan swasta, pengembangan perangkat peraturan perundang-undangan, penguatan kelembagaan dan pengembangan kapasitas personil dan Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan. Target Program PPSP adalah untuk mendukung pencapaian target RPJMN 2010 - 2014, yaitu :


  • Terbebas dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
  • Pelaksanaan praktik 3 R serta peningkatan TPA menjadi sanitary landfill
  • Pengurangan genangan air di 100 wilayah perkotaan seluas 22.500 ha

Dengan cara :


  1. Membangun sinergi vertikal dan horizontal dalam pembangunan sanitasi permukiman
  2. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam melaksanakan pembangunan sanitasi permukiman
  3. Memaksimalkan kontribusi semua pihak dalam pembangunan sanitasi permukiman.

Seperti halnya di tingkat provinsi, pengelolaan pelaksanaan PPSP di tingkat kabupatan/kota diarahkan untuk dikoordinasikan oleh Pokja AMPL Kabupaten/Kota, atau juga dapat menggunakan nomenklatur lain apabila Pemerintah kabupaten/kota bersangkutan sudah memiliki pokja lain sejenis yang menangani kegiatan pengkoordinasian sanitasi di wilayahnya.  Dalam hal ini Pokja Kabupaten/Kota mengkoordinasikan segala hal yang menyangkut pelaksanaan PPSP di wilayahnya, mulai dari perencanaan hingga implementasi pembangunan dan pengelolaan sanitasi.

Secara detail peran koordinasi Pokja Kabupaten/Kota dijabarkan sebagai berikut:


  • Melakukan upaya peningkatan kesadaran, kepedulian, dan dukungan seluruh stakeholder di tingkat kabupaten/kota dalam proses percepatan pembangunan sanitasi di kabupaten/kota
  • Menyusun Buku Putih Sanitasi kabupaten/kota dan Strategi Sanitasi kabupaten/kota(SSK)
  • Menyusun Memorandum Program Sektor Sanitasi;
  • Mengidentifikasi peluang dan sumber dana alternatif potensial untuk pembiayaan pembangunan sanitasi kabupaten/kota
  • Melaksanakan proses pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi sanitasi yang terintegrasi di tingkat kabupaten/kota;
  • Menjalankan advokasi dan mengembangkan kerjasama strategis dengan berbagai stakeholder terkait guna percepatan pencapaian tujuan pembangunan sanitasi kabupaten/kota;

Dari adanya program percepatan pembangunan sanitasi permukiman dilakukan teknik evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari adanya program tersebut yang dilakukan dengan menggunakan skala likert. Teknik skala likert ini cocok digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan suatu program yang dijalankan dimana akan banyak responden yang merasakan dampak dari adanya program tersebut. Hal tersebut dikarenakan dalam skala likert dibutuhkan banyak responden yang berpartisipasi dalam pengukuran.

Metode pengukuran menurut skala likert

Bentuk contoh kuisioner yang di lakukan kepada responden

* Apakah dengan adanya Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dapat mencapai sasaran dan target RPJMN 2010 – 2014 ?

(1)Sangat tidak setuju

(2)Tidak Setuju

(3)Netral

(4)Setuju

(5)Sangatsetuju

Dapat dirumuskan sejumlah pertanyaan menurut keperluan peneliti tergantung desain peneliti, dan jumlah pertanyaan misalnya 20.

Tiap respons diberi nilai misalnya :

Sangat setuju = 5, seterusnya sampai angka 1 untuk tidak setuju.

Bila jumlah sample 100, maka angkat maksimal untuk 1 pertanyaan adalah 5x100=500 dan angka minimal 100x1=100

Skor akhir diperoleh dengan menjumlahkan angka untuk tiap jawaban, karena itu skala likert disebut summated ratings atau rating yang dijumlahkan. Jumlah atau rating maksimal untuk 20 pertanyaan untuk tiap respond adalah 20x5=100 angka dan minimal 20x1= 20 angka. Jadi skor berkisar antara 20 sampai 100. Dari jumlah dibedakan taraf atau intensitas tingkat keberhasilan suatu program terhadap sasaran dan target yang telah dicapai

Kesimpulan

Skala likert dapat digunakan pada pada kasus evaluasi program atau kebijakan seperti apa saja dimana anda ingin mengetahui posisi dari responden terhadap kelompoknya. Dalam penerapan skala likert ini, terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. dibandingkan dengan skala thurstone maka kekurangan dari skala likert adalah kurang tegas dalam memberikan jawaban dikarenakan banyaknya pilihan dan kelebihannya Mudah dibuat dan di terapkan.

Daftar Pustaka

Oktavaniola, Febriana, 2005.Pengertian Skala Likert. Diunduh tanggal 25 Maret 2013 dari

http://bidanshop.blogspot.com/2010/01/pengertian-skala-likert.html

Nazir M. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia;Bogor;2005.

http://www.onlinesyariah.com/2012/12/contoh-skala-likert-penelitian.html

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/383/jbptunikompp-gdl-liawarlina-19124-14-metodep-4.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun