Mohon tunggu...
Alifiah Nur Fatikha
Alifiah Nur Fatikha Mohon Tunggu... Mahasiswa - a longlife learner

potterhead and also a pharmacy student.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Landasan Berpikir Ilmiah

25 Maret 2021   09:25 Diperbarui: 25 Maret 2021   09:49 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum mendefinisikan sesuatu terlebih dahulu harus diketahui definsi dari definisi sendiri. hal ini dilakukan sebab di antara masing-masing individu  memiliki perbedaan dalam mendefinisikan sesuatu yang terkadang dapat terjadi kesalahpahaman dalam memaknai suatu kata dari yang telah didefinisikan oleh tiap-tiap individu. Maka diwajibkan dalam mendefiniskan sesuatu merujuk satu kata yang sama artinya mengacu pada makna yang sama namun dikelola dengan gaya bahasa yang berbeda.

Lalu, bagaimana definisi dari definisi? Definisi adalah membatasi sesuatu sehingga kita dapat memiliki pengertian terhadap sesuatu atau dapat pula dikatakan memberikan penjelasan mengenai sesuatu hal disertai dnegan batasan-batasan tertentu sehingga hal tersebut menjadi jelas. Sehingga inti dari definisi adalah menjelaskan sesuatu yang terbatas. Jika sesuatu tersebut tidak terbatas maka tidak dapat didefinisikan.

Cara mendefenisikan menurut Tan Malaka:

  • General (penggolongan/jenis)
  • Differentia (sifat pembeda)
  • Memenuhi 5 syarat diantaranya sebagai berikut:
  • Definisi seboleh-bolehnya pendek
  • Definisi tidak circular atau berputar-berputar. Maksudnya hal yang didefiniskan tidak menimbulkan pertanyaan
  • Definisi itu general
  • Definisi tidak memakai metafora
  • Definisi tidak boleh negative dalam artian harus menggunakan kalimat positif

Landasan merupakan sesuatu yang dijadikan dasar atau acuan. Berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Berpikir merupakan gerak akal dari tidak tahu menjadi mengetahui sesuatu yang belum diketahui sebelumnya. Intinya, berpikir merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh akal dalam menalar, memahami, menganalisa, dan memikirkan sesuatu hingga mencapai sebuah kesimpulan yang benar.

Akal merupakan kemampuan untuk memilih terkait yang benar atau salah. Manusia yang berakal mengetahui mana yang benar atau yang salah, baik dari pandangan pribadi maupun orang lain. Akal merupakan suatu hal yang penting terkait menilai sesuatu. Berpikir adalah gerak akal dapat dianalogikan secara sederhana. Misalnya motor dianggap sebagai akalnya dan menggerakkan motor dari satu titik ke titik tujuan dianggap sebagai berpikir. 

Dalam menggerakkan sebuah motor tentu memiliki aturan yang harus ditaati seperti menaati rambu lalu lintas di mana apabila aturan-aturan tersebut dilanggar maka akan terjadi kecelakaan. Berpikir dengan tidak menaati rambu-rambu atau aturan berpikir akan menyebabkan kecelakaan berpikir atau dapat disebut sebagai kesalahan berpikir. Jadi jika terjadi kesalahan berpikir bukan akalnya yang salah, tetapi penggunaannya yang tidak tepat. Maka dari itu, kita harus mengetahui bagaimana aturan berpikir yang mutlak adanya yang itupun harus dinilai kebenarannya.

Dari pernyataan di atas timbul pertanyaan, apakah kebenaran itu relative atau absolute?. Keberanaran absolute atau mutlak adalah sesuatu yang dinyatakan sebagai keseluruhan realitas secara objektif dan apa adanya. Kebenaran absolute bersifat universal, kekal, tidak berubah-ubah, dan integral dalam hal ini tidak ada konflik di dalamnya.

Kebenaran relative merupakan kebenaran yang didasarkan atas penilaian pribadi seseorang. Kebenaran yang relative sebatas pengertiannya sendiri dan melihat sesuatu dengan apa yang mereka lihat dan tidak dapat melihat sesuatu sebagaimana adanya. Intinya kebenaran dilihat berdasarkan sudut pandangannya sendiri. Hanya ada satu kebenaran mutlak, yang bersifat objektif, yang dikelilingi oleh banyak kebenaran relatif yang bersifat subyektif, bagaikan matahari yang dikelilingi planet-planet. Makin dekat kebenaran relatif itu kepada kebenaran mutlak maka ia makin benar. Jadi yang relatif harus mendekati yang absolut, subyektivitas harus mengejar obyektivitas, untuk memperkecil kesenjangan di antara keduanya.

Ilmiah merupakan sesuatu yang bersiat keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan dan mengandung kebenaran secara objektif yang kebenarannya telah diuji. Jadi berdasarkan berbagai define-definisi yang disajikan di atas dapat disimpulkan bahwa landasan berpikir ilmiah adalah dasar yang dijadikan acuan dalam menggerakan akal untuk menalar, memahami, menganalisa, dan memikirkan sesuatu hingga mencapai sebuah kesimpulan yang benar dan rasional. Berpikir ilmiah memiliki aturan dan kaidah yang harus diikuti sehingga proses berpikir yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan tidak terjadi kesalahan berpikir

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun