Mohon tunggu...
Alif Haryo Anugerah
Alif Haryo Anugerah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

China Tetap Akan Mengejar Amerika Meski Pandemi Belum Usai

1 Juni 2022   21:24 Diperbarui: 1 Juni 2022   21:30 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pandemi di China memasuki babak baru dengan dimulainya lockdown di 2 kota terbesar China yang menyumbang GDP terbesar, yaitu Shanghai dan Beijing. Pada selasa (3/5/2022), media sosial china dibajiri video-video yang menampilkan warga sedang berjalan kaki dan melakukan aktifitas ringan di kompleks perumahan sendiri maupun di distrik perbelanjaan di Shangahai.

Namun lain halnya dengan situasi di Beijing. Kenaikan angka kasus COVID-19 di Beijing tidak kunjung membaik melainkan memburuk. Dengan sitauasi tersebut pemerintah China pun memberlakukan lockdown total yang dimana para warganya benar-benar tidak boleh keluar dari rumah mereka sampai lockdown selesai, kecuali untuk melakukan tes PCR. Bahkan pemerintah dari China sampai mengharamkan untuk berpergian ke luar negeri untuk saat ini kecuali untuk urusan yang benar-benar penting dan tidak bisa di tunda.

Dengan adanya lockdown total dan ketat ini memberikan efek yang sangat kuat terhadap ekonomi di China. Tercatat indeks harga produsen naik 8% pada bulan April dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, kenaikan pada bulan Maret sebesar 8,3%.

Imbas dari lockdown ini juga sangat berat, mulai dari kenaikan butuhan pokok yang drastis, nilai mata uang yang melemah, menurunnya pertumbuhan ekonomi, bahkan laba Adidas di china anjlok hingga 38%.

Untuk kebutuhan pokok sendiri mengalami inflasi yang tidak bisa disepelekan. Beberapa penduduk terpaksa barter atau membayar makanan sat lockdown Shanghai berlangsung. Bahkan seorang penduduk shanghai bermarga Ma, harus membayar 400 yuan (Rp 900.000) hanya untuk ditukarkan dengan sekardus mie instan dan soda, yang seharusnya uang sebanyak itu bisa digunakan untuk membeli kebutuhan pokok untuk kurang lebih 3 minggu.

Untuk nilai tukar mata uang Yuan juga sudah merosot hingga 606 basis poin menjadi 6,7898 terhadap dolar Amerika pada perdagangan Jumat, ini adalah penuruan kedua terendah di china selama 10 tahun terakhir setelah penurunan saat pandemi COVID-19 di tahun 2019.

Untuk pertumbuhan ekonomi china juga mengalami penurunan pertumbuhan ekonominya. Tercatat pada tahun 2021 China adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di dunia sebesar 8,1%, sedangkan di tahun 2022 China hanya mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8%. Angka tahun ini masih bisa berubah menjadi lebih baik bahkan bisa juga berubah menjadi lebih buruk tergantung kepada pandemi ini.

Untuk perusahaan perlengkapan olahraga Adidas terpaksa harus gigit jari dengan labanya yang menurun sebesar 38% akibat lockdown yang diberlakukan oleh pemerintah China terhadap Shanghai dan Beijing. Menurut para pakar ekonomi kalau lockdown di China masih belum bisa selesai, laba ini akan terus anjlok bahkan bisa jadi Adidas harus menutup semua gerainya yang ada di China khususnya Shanghai dan Beijing.

Berkaca dengan situasi yang terjadi saat ini. Pemerintah China benar-benar serius untuk melakukan pemulihan terhadap penuruan tingkat kenaikan ekonomi ini. Mulai dari pemerintahnya yang memberikan larangan keras hingga membuat beijing menjadi kota mati yang benar-benar seperti tidak ada kehidupan di luar dan ditambah lagi masyarakatnya yang displin dan mengikuti arahan dari pemerintahnya.

Keseriusan ini bisa kita lihat dengan banyaknya tenaga kesehatan yang sangat banyak di Shanghai dan Beijing, rutinnya melakukan penyemprotan disinfektan ke setiap distrik, jelasnya jadwal untuk melakukan tes PCR  agar menghindari keramian, dan memberlakukannya lockdown total dan super ketat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun