Mohon tunggu...
Malif firdaus
Malif firdaus Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isu-isu Berbasis Hoaks

11 Desember 2018   00:08 Diperbarui: 11 Desember 2018   07:23 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Wahai orang-orang yang beriman, jika ada seorang fasik datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu) agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian." (Al Hujurat/49:6).

kehidupan bermasyarakat tidaklah lekang dari isu, gosip, prasangka sampai adu domba antara pihak, belakangan ini begitu maraknya isu isu atau kabar palsu yang beredar luas di kalangan masyarakat telah menjadi problematika yang dapat menimbulkan kesalahpahaman antar individu maupun kelompok. Hal ini disebabkan tidak adanya telaah terhadap berita yang telah beredar luas lalu Diteruskan dengan langkah menyebarkannya tanpa ada konfirmasi berita tersebut benar atau tidak.

Lantas Bagaimana jika berita tersebut datang kepada kita? Apa yang akan kita perbuat? Menjawab hal itu Islam sebagaimana agama yang sempurna, tentunya telah mengatur rapi masalah ini di dalam Alquran telah jelas diterangkan bahwa berita bohong adalah modal orang-orang munafik untuk merealisasikan nilai kotor mereka. Sikap yang benar yang harus kita lakukan agar kita tidak terpancing oleh berita fitnah, diantaranya adalah:

Pertama, tidak semua berita harus kita dengar dan kita baca, khususnya berita yang membahas air dan membahayakan pikiran.

Kedua, tidak terburu-buru dalam menanggapi berita, akan tetapi diperlukan penalaran dan pelan-pelan dalam menelusurinya.

Ketiga, berusaha mencari tahu kebenaran dan kevalidan berita tersebut dengan teliti dan objektif, jika berita tersebut benar maka berpikirlah kembali apakah baik untuk disebarkan atau malah mengandung unsur-unsur yang dapat menjatuhkan pihak lain.

Keempat, jika dengan menyebarkan dapat memberikan maslahat dan kegembiraan pada pihak yang lain, maka segeralah berita tersebut dipublikasikan. Namun sebaliknya jika dengan menyebarkannya tidak memberikan maslahat, atau ada padanya maslahat namun mudharatnya lebih banyak dari maslahatnya dan berpotensi adanya unsur adu domba maka lebih baik tidak menyebarkannya.

Tabayyun dikatakan berhasil apabilamampu mengungkapkan fakta yang bisa dijamin akurasinya, dan analisis yang jernih. Dengan melakukan tabayyun diharapkan agar kita dijauhkan dari adu domba ataupun fitnah. Karena dengan hal itu, kita menjadi tidak mudah menerima informasi atau berita yang palsu. Namun sikap tabayyun bukan berarti kita syu'udzon terhadap sesama. Melainkan dengan bertabayyun kita harus menjadi seorang muslim yang lebih berhati-hati apabila menerima berita atau informasi yang penting.

Maka sudah tentu kita tidak bisa lepas dari konsep tabayyun dalam mengelola berita, karena jika lengah sedikitpun, maka berita tersebut akan begitu cepat menjadi boomerang pada kita sendiri sehingga menyebabkan kesalahpahaman terhadap pihak yang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun