Dalam hadits riwayata Muslim Nomor hadits 2999 Rasulullah bersabda Perkara orang mukmin menggagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorangpun selain orang mukmin, bila tertimpa kesenangan ia bersyukur, dan syukur itu baik baginya. dan bila tertimpa musibah ia bersabar dan sabar itu baik baginya.
Kebaikan dan keburukan yang menimpa harusnya ditempatkan sebagai media ujian. Karena bagaimanapun bagi seorang yang mengaku beriman pasti akan mendapatkan ujian.
Hadits di atas menjelaskan tentang salah satu karakter mukmin yang benar. Jika ia mendapatkan kesenangan ia akan bersyukur dan ketika ia mendapatkan keburukan ia akan bersabar.
Karakter ini jika dilihat dari kacamata positif dapat dipahami sebagai sikap atau respon positif dari takdir yang menimpa seorang mukmin. Apakah itu takdir yang baik ataupun yang buruk.
Secara lahiriyah ujian dalam bentuk kebaikan dan keburukan. Akan tetapi sejatinya kedua hal itu adalah kebaikan dari Allah. Karena baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah begitupun sebaliknya.
Boleh jadi manusia membenci sesuatu padahal amat baik baginya begitupun sebaliknya bisa jadi manusia menyukai sesuatu padahal amat buruk baginya.
Dalam Al-Qur'an surat Ali Imran (3) ayat 191 menggambarkan bagaimana seorang mukmin yang senantiasa berdzikir kepada Allah baik dalam kondisi berdiri, duduk ataupun berbaring.
Serta senantiasa berpikir tentang penciptaan Allah, maka akan berkesimpulan tidak ada ciptaan Allah yang tidak baik. Semuanya diliputi dengan kebaikan.
Sehingga apapun yang menimpa seorang mukmin apakah ujian berupa kebaikan ataupun keburukan ia akan penuh keyakinan mengatakan "Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali kembali kepada Allah".
Agar kita dapat bersukur dan bersabar tentua kita harus mengetahui apa makna dua karakter tersebut. Syukur adalah sikap berterima kasih atas segala nikmat yang didapat, baik sedikit maupun banyak.