Mohon tunggu...
ali fauzi
ali fauzi Mohon Tunggu... -

Seorang guru, orang tua, penulis lepas, dan pengelola www.sejutaguru.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengajar Hanya untuk Menjawab Soal Ujian? Katakan “Tidak” Lagi!

1 Juni 2016   09:03 Diperbarui: 1 Juni 2016   09:09 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Ali Fauzi

Albert Einstein ketika ditanya oleh wartawan tentang besaran kecepatan cahaya yang ditemukan, einstein langsung menjawab dengan mengatakan, “cari saja di buku saya, otak saya tidak digunakan untuk menghafal, tapi digunakan untuk berfikir!”

Apa yang dikatakan einstein merupakan sindiran tajam terhadap proses pendidikan yang masih banyak mengedepankan hafalan. Guru seolah tugas utamanya adalah menyampaikan serentetan fakta yang harus dihafal oleh muridnya. Semakin banyak yang dihafal, maka nilai tes atau nilai ujian semakin bagus.

Setiap sekolah, setiap guru, bahkan juga setiap orangtua memiliki standar sukses yang berbeda-beda. Yang masih dominan adalah kesuksesan meraih nilai yang bagus saat ulangan atau ujian. Ya, tidak ada yang salah dengan hal ini. Salah satu keberhasilan yang paling mudah diukur dan dilihat adalah hasil nilai saat ujian atau ulangan. Bahkan, tes tertulis merupakan cara termudah mengukur dan mengetahui perkembangan belajar siswa.

Namun, jangan jadika hal ini sebagai tujuan utama! Lihatlah akibatnya jika tujuan utama belajar adalah untuk mampu menjawab soal ujian.

- Siswa hanya belajar saat ulangan/ujian.

- Siswa akan memiliki rasa takut dengan tes tertulis karena tekanan guru dan orangtua.

- Siswa cenderung hanya belajar materi yang akan keluar saat ujian.

- Siswa hanya membaca rangkuman.

- Muncul kasus menyontek dan kecurangan dalam ujian.

- Lebih sayang lagi pada smester 2, (kelas 6 SD, kelas 9 SMP, dan Kelas 12 SMA), sekolah berubah menjadi lembaga bimbingan belajar yang hanya membahas soal-soal saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun