Mohon tunggu...
Alifatun Nahdliyah
Alifatun Nahdliyah Mohon Tunggu... Lainnya - Early Childhood Education, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Saya masih belajar menulis, semua berawal dari tugas kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penting Nggak Sih Bun Bermain?

20 Oktober 2021   23:50 Diperbarui: 28 Oktober 2021   23:31 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pexels

Dunia anak adalah Dunia Bermain.

Pernah mendengar kata-kata ini kan tentu? Tapi kenapa ya masih banyak orang tua yang menganggap bermain pada anak itu tidak ada gunanya?

Oke dari pembukaan tadi di sini aku akan membahas tentang teman sebaya, bermain, dan permainan pada Anak Usia Dini.

Penerimaan teman sebaya didefinisikan sebagai memilih seseorang yang merupakan teman atau anggota  kelompok untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. Penerimaan teman sebaya adalah indikator 3 keberhasilan seorang anak dalam memainkan peran tertentu dalam kelompok sosialnya, yang menunjukkan tingkat penghargaan yang tinggi terhadap anggota kelompok  bermain lainnya.

Dalam konteks interaksi dengan  teman sebaya, anak-anak mungkin juga memiliki kesempatan untuk menguji pendapat dan interpretasi yang berlawanan, bernegosiasi dan mendiskusikan berbagai sudut pandang, memutuskan kompromi atau kompromi, menyangkal pendapat teman sebaya. Pengalaman peer-to-peer yang interaktif  ini diharapkan dapat menghasilkan hasil perkembangan yang positif dan adaptif bagi anak, seperti kemampuan memahami pikiran, perasaan, dan tujuan orang lain.

Dari perspektif psikologi perkembangan, khususnya di bidang perkembangan sosial,  menekankan bahwa membangun hubungan yang baik dengan teman sebaya adalah salah satu  tugas  perkembangan  emosional - masyarakat pada anak-anak prasekolah. Selama prasekolah, hubungan  teman sebaya adalah cara penting bagi anak-anak untuk belajar menyesuaikan diri secara sosial. Selama waktu ini,  mempelajari beberapa keterampilan penting dalam konteks hubungan sebaya.  Kemampuan mulai dengan  bermain dengan  teman dengan  menggunakan  kemampuan yang berbeda seperti  berbagi, kooperatif dan  bergiliran.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa  semakin banyak interaksi sosial pada usia prasekolah, semakin banyak hubungan timbal balik yang terjadi, sehingga keterampilan sosialisasi psikologis  semakin sempurna.
 Interaksi dengan teman sebaya merupakan pusat sosialisasi anak usia dini. Interaksi tersebut selain untuk memperoleh kompetensi sosial dan komunikatif dalam suatu sikap  tidak sama dengan kontribusi yang diperoleh dari interaksi dengan orang dewasa.

Bermain merupakan sikap naluriah yang dimiliki oleh anak. Jadi wajar saja jika anak-anak bermain, bermain, dan bermain. Masih banyak orang tua yang menganggap ketika anak-anak bermain itu tidak ada gunanya, hanya buang-buang waktu. Padahal kan banyak sekali manfaat dari bermain ini, bisa meningkatkan kreativitas anak, motoric anak, imajinasi anak, dan juga mereka juga bisa belajar problem sovling atau memecahkan masalah.

Dengan bermain maka anak-anak akan bertambah mood, dan senang hatinya. Ini benar sekali, pasti kamu ingat bagaimana bahagianya kamu bermain dulu. Rasa senang dan happy ini sangat perlu dalam kegiatan bermain. Tetapi tetap awasi anak juga ya bunda ketika anak bermain. Usahakan beri anak permainan yang bisa mengembangkan anak.

Saat bermain, anak-anak akan bersenang-senang dan berolahraga dalam berbagai kondisi. Interaksi  prasekolah juga merupakan tempat anak-anak belajar untuk  bernegosiasi, berkompromi, dan bekerja sama. Dalam interaksi ini, mereka juga dapat memunculkan fantasi yang dapat merangsang imajinasi, mengeksplorasi dan akhirnya  memahami peran yang berbeda, aturan yang ditetapkan atas dasar kesepakatan bersama dan rutinitas masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun