Mohon tunggu...
Alifatun Nahdliyah
Alifatun Nahdliyah Mohon Tunggu... Lainnya - Early Childhood Education, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Saya masih belajar menulis, semua berawal dari tugas kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenali Gangguan Bahasa pada Anak!

2 Maret 2021   23:50 Diperbarui: 3 Maret 2021   16:01 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak dari Orang tua merasa khawatir dengan kondisi anaknya, “Anakku umur segini kok belum bisa bicara ya?” Nahh di artikel kali ini saya akan membahas mengenai gangguan bahasa bunda bunda, simak yaa!

Pada dasarnya setiap anak telah dianugrahkan dengan kecerdasan yang begitu luar biasa. Tentu ini ada kaitannya dengan dengan peran otak sebagai penyusun informasi. Neuroscience atau dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu Saraf adalah ilmu yang mempelajari tentang sitem saraf pada otak manusia. Neuroscience ini berperan penting dalam pembentukan pemahaman terhadap kegiatan belajar.

Di artikel kali ini saya akan membahas seputar Neuroscience Bahasa. Kita akan membahas mengenai area broca dan Wernicke.

Area broca adalah sebuah bagian di dalam otak manusia yang terletak di gyrus frontalis superior pada lobus frontalis cortex otak besar. Area broca ini mempunyai peran pada proses bahasa guys, serta pemahaman dan kemampuan untuk berbicara. Seorang ilmuwan Amerika bernama Edwin Smith pada tahun 1862 menemukan lembar papyrus yang menyebutkan ada 48 kasus yang telah terjadi pada tahun 3000 SM. Pada kasus yang ke-22 dijelaskan tentang kerusakan otak yang terjadi akibat cidera dan mengakibatkan hilangnya kemampuan untuk berbicara,hal  ini disebut dengan Afasia dan Dysathria. Afasia adalah sebuah gangguan di dalam berbahasa yang berpengaruh pada produksi kata dan pemahaman pembicaraan dan juga kemampuan membaca dan menulis. Sedangkan Dysathria adalah sebuah gangguan bicara yang disebabkan oleh otot motoric.

Kerusakan yang terjadi pada area broca mengakibatkan kemunduran kemampuan membaca dan menulis, keraguan dalam berbicara bahkan sampai ada kasus yang namanya gagap. Seseorang yang mengalami gangguan diarea broca akan mengalami Afasia Broca. Afasia broca ini merupakan gangguan ekspresif.  Afasia Broca bisa disebut Afasia motoric, ini adalah suatu keadaan dimana terjadi Kerusakan di bagian depan atau di area Lobus Frontal dari bahasa dominan otak. Afasia Broca adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu untuk membentuk suatu kalimat kompleks dengan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar. Pada Afasia Broca ini penderita berbicara sangat terbatas, bahkan kurang dari empat kata, Kosa kata yang dimiliki penderita afesia broca pun juga sangat terbatas. Penderita Afasia broca masih bisa untuk memahami percakapan dan ucapan orang lain dan mereka juga bisa mengikuti perintah lho. Penderita broca ini memiliki kelemahan pada sisi kanan tubuh mereka, sehingga mereka kesulitan dalam menulis. Beberapa penelitian menunjukan bahwa penderita Afasia Broca lebih terganggu dalam memproduksi kata kerja dibandingkan kata benda.

Afasia Broca bisa saja disebabkan oleh kematian sel-sel yang ada diotak. Gejala yang sering dialami oleh penderita Afasia adalah Kesulitan dalam membentuk kalimat lengkap, Berbicara tetapi dengan Ritme yang tidak teratur, sering berhenti di tengah-tengah berbicara dan juga kesulitan menulis. Ada dua kemungkinan kenapa anak mengalami gangguan ekspresif, yaitu karena autism atau kurangnya stimulasi yang diberikan juga.

Lanjut ke Area Wernicke, apabila ada cidera di area Wernicke akibatnya akan berbeda lagi dengan area Broca. Area Borca dan Wernicke itu letaknya berdampingan loh guys. Area Wernicke merupakan bagian penting dalam perkembangan bahasa. Apabila area broca dikaitkan dengan proses produksi kata, maka di Area Wernicke ini berkaitan dengan pemahaman kata. Kerusakan pada area Wernicke di kenal dengan Afasia Wernicke. Penderita afasia Wernicke ini tidak memiliki kesulitan dalam berbicara bahkan masih fasih, akan tetapi apa yang di bicarakan tidak memiliki makna. Jika Afasia Broca tadi adalah Afasia Motorik , Afasia Wernicke ini adalah Afasia Sensorik atau Afasia Reseptif. Seorang anak yang mengalami Afasia Wernicke ini akan menimbulkan beberapa gejala di antaranya mereka mengucapkan sesuatu namun tidak masuk akal dan tidak memiliki arti. Dan anak yang mengalami gangguan reseptif seperti ini apabila ada orang yang bercerita atau berbicara pasti ia akan menyela. Bahkan ketika mereka ditanya mereka tidak menjawab tapi malah mengulangi pertanyaan tersebut. Penyebab gangguan reseptif ini juga bisa karena ketulian atau autism.

Adapun tanda tanda anak mengalami gangguan bahasa diantaranya Di usia 12 bulan dia belum bisa satu atau dua kosa kata, di usia 12 bulan anak biasanya sudah bisa mengucapkan satu atau dua kata seperti maem atau bobok. Tanda selanjutnya yaitu di usia 15 bulan anak beum bisa berceloteh. Lalu anak kesulitan memahami perintah orang lain, sulit untuk membuat kalimat, di usia 3 tahun belum bisa berbicara kalimat pendek dsb. Jalan keluar untuk bunda-bunda yang anaknya mengalami keterlambatan bahasa adalah dengan cara terapi wicara. Terapi wicara memang digunakan untuk yang mengalami masalah dalam berbicara, terutama pada anak-anak. Hal Ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bicara si anak dan juga mengekpresikan bahasa pada anak.  Dalam hal ini orang tua juga harus ikut berperan bunda dalam menstimulasi anak, dengan cara apa? Dengan cara mengajak anak terus berbicara misalnya, membacakan buku-buku cerita pada anak, bermain dengan anak, dan ingat bun jangan berikan anak gadget loh yaa, apalagi secara berlebihan.

So, kenali gejala-gejala gangguan di atas yang timbul di anak bunda-bunda, jika ada gejala di atas pada anak bunda-bunda sekalian, segera tanya ke Dokter Spesialis Anak dan segera lakukan terapi dan beri stimulus yang tepat pada anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun