Slobin (1973) telah menyelidiki empat puluh bahasa anak dan beliau menemukan kesamaan pada hukum perolehan bahasa, diantaranya ada Prinsip Operasional I, Prinsip Operasional 2, 3, 4, dan 5.Â
Di Prinsip Operasional I di awal pengenalan kata, anak-anak memperoleh banyak kata dan mereka menemukan bahwa kata itu beragam bentuknya dan berbeda-beda pula maknanya.Â
Seperti kata tahu dan tau, ini adalah kata yang diucapkan terdengar sama tetapi anak-anak bisa membedakannya karena melihat orang dewasa memakai kata-kata tersebut dalam situasi yang berbeda-beda.
Pada Prinsip Operasional 2 anak-anak mengetahui bahwa ada dua hal yang harus dibedakan yaitu kata tugas dan imbuhan, dan juga akhiran -kan , -an, dan -i berhubungan dengan kata kerja.Â
Pada prinsip operasional 3 biasanya anak melakukan generalisasi seperti sebelumnya. Pada prinsip operasional 4 anak-anak memperhatikan sufiks dan memakai sufiks lebih dulu daripada prefiks. Pada prinsip operasional 5 anak dapat memahami urutan kata dan penempatan kata.
Selain mempelajari bentuk dan bunyi kata, ada juga yang memkaji tentang kalusa, frasa, dan kalimat dan juga menguraikan hubungan antar unsur bahasa agar terbentuk menjadi kalimat, yaitu dinamakan sintaksis.Â
Para peneliti beranggapan bahwa sintaksis ini bermula dari pemeroleh penggabungan dua kata oleh anak yang memiliki arti. Terkadang anak juga masih ada kesalahan dalam berbahasa yaitu di kesalahan frasa, klausa, ataupun kalimat. Contohnya "maem udah" di sini ada kesalahan frasa dan yang benar adalah "sudah maem". Â
Lanjut pemerolehan bahasa tahapan semantic , semantic adalah cabang bahasa yang membahas tentang makna bahasa atau tentang arti. Semantic berasal dari bahasa Yunani sema yang berarti tanda atau lambing.Â
Dan kata kerjanya yaitu Semaino yang artinya menandai atau melambangkan. Pemerolehan semantic anak dibagi menjadi 3, yaitu pemerolehan semantic pada kelas kata nomina, pemerolehan semantic pada kelas kata verba, dan juga pemerolehan semantic pada kelas kata adjectiva. Contohnya saat anak di tanya "Dek ini apa?" dan anak menjawab mata sambil memegang atau menunjuk matanya.Â
Di pemerolehan semantic kelas kata verba contohnya saat anak meminta gendong ibunya pasti tanngan si anak seperti sedang menadah/mau memeluk agar digendong.Â
Dalam pemeroleh semantic kelas kata adjectiva contohnya ketika anak mau meminjam balon yang dibawa kakanya, lalu kakaknya lari, dan anak berkata bahwa "kakak jahat". Kata jahat di ucapkan saat si kakak lari, ini menunjukan bahwa sifat kakak yang jahat karena membawa balon lari.