Mohon tunggu...
Alifatun Nahdliyah
Alifatun Nahdliyah Mohon Tunggu... Lainnya - Early Childhood Education, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Saya masih belajar menulis, semua berawal dari tugas kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini

31 Oktober 2020   01:36 Diperbarui: 31 Oktober 2020   02:10 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : www.freepik.com

Pendidikan sangatlah penting dan dianjurkan walaupun bagi anak usia dini. Tak sedikit orang-orang yang meremehkan pendidikan pada anak usia dini. Ini adalah salah satu masalah besar bagi Negara Indonesia sebagai Negara berkembang yang mana ekonominya masih banyak yang tidak baik atau masih rendah. 

Kebanyakan ketika suatu keluarga ekonominya tidak baik kesadaran mereka akan pentingnya pendidikan itu rendah. 

Mereka menganggap remeh pendidikan pada anak usia dini. Mas Wedan (2016) menjelaskan bahwa Pendidikan  adalah sebagai usaha yang secara sadar dilakukan dan terencana yang betujuan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik guna mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak yang mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat sekitarnya.

Baru beberapa hari yang lalu saya menjumpai orang yang meremehkan pentingnya pendidikan anak usia dini. Saat kami bercanda dan mengobrol santai membahas riwayat pendidikan saya tidak sengaja melontarkan pertanyaan "Apakah kamu tidak PAUD dulu?" lalu dia menjawabnya "Ngapain PAUD, orang cuma main-main saja" sontak jawaban itu membuat saya kaget. Ternyata banyak juga yang meremehkan tentang pentingnya pendidikan anak usia dini. Bagaimana cara mengatasi orang yang seperti itu? Secara pribadi kita cukup memberitahu secara baik-baik apa itu pendidikan, apa keuntungan jika anak-anak mendapat pendidikan di usia dini, dan pentingnya pendidikan bagi anak usia dini. Pendidikan di masa pandemi ini banyak orang berpikir "Ngapain di sekolahin mahal-mahal yang ngajarin tetap orang tua". Apabila pendidikan semuanya dibebankan kepada orang tua takutnya tidak maksimal. Karena tidak semua orang tua memiliki pengetahuan yang cukup dalam mendidik anak usia dini. Alangkah baiknya jika anak-anak di daftarkan di sekolah agar mendapat materi yang sesuai, yang urut, dan juga biasanya mendapat buku materi yang bisa dipelajari di rumah. Anak-anak yang tidak menempuh pendidikan anak usia dini dan tidak mendapatkan pendidikan yang baik pula dari orang tuanya maka akibatnya sangat fatal bagi anak tersebut, karena potensi dan karakter anak sangat berpengaruh dari apa yang di ajarkan sejak usia dini.

            UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, Butir 14 menyatakan bahwa "Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut" (Visimedia:2007). Tujuannya adalah untuk mempersiapkan anak masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih tinggi. UU NO 28 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI, pasal 28, Butir 1 menyatakan bahwa "Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal".  Pendidikan anak usia dini bisa formal, informal, dan nonformal. Pendidikan anak usia dini tidak selalu di sekolah jika kita lihat dari jenis-jenis pendidikan diatas. Artinya, walaupun hanya di rumah kita bisa melaksanakan kegiatan layaknya sekolah formal dengan pemberian stimulasi atau rangsangan yang tepat, sesuai tahap usia dan perkembangan serta dengan media yang cocok untuk anak usia dini. Dengan pembelajaran yang baik maka anak akan berkembang dengan baik pula walaupun anak dididik di rumah. Pendidikan dirumah bersama keluarga bisa disebut dengan pendidikan informal.

            Ki Hajar Dewantara seorang tokoh di Indonesia yang hidup pada tahun 1889-1959 berpendapat bahwa anak-anak adalah seseorang yang memiliki kodrat masing-masing. Seorang anak apabila memiliki kodrat yang tidak baik maka pendidik bertugas untuk membantu anak tersebut menjadi lebih baik (Anita Yus, 2011:9). Para pendidik kini lupa bahwa pada hakikatnya pembelajaran dalam PAUD adalah bermain. Masa anak-anak adalah masa dimana anak aktif bermain. Hampir semua pendidik pasti tau hal ini, akan tetapi masih banyak juga pendidik yang menghiraukan hal ini dalam mendidik. Masih banyak sekarang pembelajaran pada anak usia dini yang hampir sama dengan anak-anak SD. Pembelajaran pada anak usia dini yang seharusnya bermain malah menjadi lebih serius dalam pelaksaannya. Hal ini mungkin bisa berubah sesuai hakikat pembelajaran anak usia dini perlahan seiring berjalannya waktu karena banyak juga kini pendidik/calon pendidik AUD yang masih muda dan mengerti akan hal tersebut. Masa kanak-kanak diharapkan menjadi masa yang sangat bahagia bagi anak, Karena bahagia pada masa kanak-kanak ini mempengaruhi separuh dari keberhasilannya di masa dewasa (Diana Mutiah, 2010:10). Jangan sampai pendidik atau orang tua membuat masa kanak-kanak tidak menyenangkan gara-gara cara mendidik yang salah. Bermain pada anak pun tidak dalam keadaan keterpaksaan, harus sukarela dari anak sendiri. Anak-anak yang dipaksa biasa hasilnya tidak bagus. Anak-anak memiliki caranya sendiri untuk bermain, mereka bermain sesuai dengan keinginan mereka yang menurutnya menyenangkan, mengasyikan. Anak-anak akan mendapatkan pengalaman atau mendapat ilmu dari kegiatan bermain apabila mereka bermain sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Bermain sudah menjadi kebutuhan bagi anak, apabila kebutuhan bermain ini tidak dipenuhi maka proses perkembangannya terganggu.

            Kesimpulanya pendidikan bagi anak usia dini sangatlah penting karena jika tidak maka resikonya akan sangat besar bagi anak. Anak-anak lebih suka pembelajaran dengan bermain. Karena ini sesuai dengan karakteristik mereka yang masih suka bermain dan berkolaborasi dengan alam sekitar. Bermain juga dapat memperlancar proses perkembangan pada anak. Semoga para orang tua di Indonesia semakin sadar akan pentingnya pendidikan anak usia dini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun