Mohon tunggu...
alifan azhar
alifan azhar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Smartmen

I am The Best and The Beast, Content Creator for Marketing & Brand Awareness email alifandofla@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Seni Marketing, Menjual Barang Branded untuk Memenuhi Kepuasan

26 September 2019   14:15 Diperbarui: 27 September 2019   09:45 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: ninoshkalopez.com

Saya mau cerita dan pasti kamu juga pernah mengalami kayak gini, yaitu ketika tertarik untuk membeli produk "branded" yang lagi ngehits. Dibalik rasa butuh dengan barang tersebut namun keinginan mempunyai barang branded hingga kita merasa puas dan prestise ketika mempunyainya.

Bahkan ini sudah menjadi semacam penyakit, gw rela mengeluarkan uang lebih banyak untuk mendapatkan barang yang kualitas dan fungsinya sama, yaitu karena alasan Brand.

Saya mengalaminya, dulu bisa saja saya cukup punya tas dengan harga 100 ribu dengan merek yang gak jelas, namun tetap memilih Eiger dengan brand yang terkenal dengan harag 300 ribu, 3 x lipat lebih mahal. Ada juga saya sebenarnya cukup memakai jam tangan Casio yang harganya ratusan ribu, tapi pengen mengenakan Fossil yang harganya 2 jutaan.

Saya sama sekali tidak menyesalinya, rasa puas punya barang "branded"itu lebih tinggi, justru saya sering kecewa membeli barang murah karena hanya tidak branded, padahal secara fungsi oke juga.

Rasa Puas Lebih Penting Daripada Memenuhi Kebutuhan

Contohnya makan, kita mungkin bisa makan sederhana asalkan cukup enak dan kenyang, namun bukankah di waktu-waktu tertentu kita butuh makanan yang lebih mahal dan enak rasanya? Saat itulah manusia lebih bersemangat memenuhi rasa puas daripada sekedar memenuhi kebutuhan.

Tentu saja hal ini juga berlaku saat membeli barang. Membeli barang dengan "brand" yang berharaga akan jauh meningkatkan rasa puasa ketimbang membeli barang yang tidak terkenal meskipun kualitas lebih bagus.


Rasa Butuh adalah Naluri, Rasa Puas adalah Emosi

Marekter di seluruh dunia akan mengedepankan nilai "Brand" jauh diatas kualitas dan fungsi sebuah barang, karena mereka  paham betul bahwa manusia adalah makluk yang emosional. Bagi perusahaan akan lebih mudah menjual mahal dan mendapatkan profit besar jika brand mereka begitu diminati.

Nilai yang dapat diambil pelajaran adalah, jangan berfokus pada kualitas dan fungsi saja, karena brand justru besar pengaruhnya  di dunia marketing.

Namun kesuksesan membawa brand menjadi besar juga tidak semudah menciptakan produk yang berkualitas, bahkan segencar gencarnya iklan Mie Sedap juga masih  belum cukup kuat untuk menyaingi brand Indomie. Namun teh pucuk harum berhasil menggeser popularitas teh Sosro

Bagaimana menurut kamu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun