Mohon tunggu...
Alief Prasetya
Alief Prasetya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Dont Surender

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iri kepada Orang Kaya

2 Desember 2020   13:35 Diperbarui: 2 Desember 2020   13:37 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak diantara manusia yang terobsesi dengan harta sehingga menghabiskan seluruh waktunya,bekerja, melakukan hal apapun untuk mendapatkan harta. Namun ini adalah hal yang lumrah, sebagaimana yang telah Allah jelaskan di dalam surah Ali Imran ayat 14 "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." Jadi Allah memang telah menjadikan harta itu sesuatu yang indah di mata manusia.

Namun, Allah telah mengatur rezeky setiap hambanya sesuai dengan apa yang dikhendakinya. Ada golongan yang Allah lapangkan rekzinya dan adapula golongan yang rezekinya dipersempit. Tapi hal ini terkadang membuat sebagian orang merasa iri kepada orang yang kita anggap diluaskan rezekinya(Kaya).

Islam memperbolehkan kita untuk iri kepada orang kaya. Sebagaimana yang Rasulullah jelaskan dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah "Tidak ada (sifat) iri (yang terpuji) kecuali pada dua orang: seorang yang dipahamkan oleh Allah tentang al-Qur-an kemudian dia membacanya di waktu malam dan siang hari, lalu salah seorang tetangganya mendengarkan (bacaan al-Qur-an)nya dan berkata:

"Duhai kiranya aku diberi (pemahaman al-Qur-an) seperti yang diberikan kepada si Fulan, sehingga aku bisa mengamalkan seperti (membaca al-Qur-an) seperti yang diamalkannya. Dan seorang yang dilimpahkan oleh Allah baginya harta (yang berlimpah) kemudian dia membelanjakannya di (jalan) yang benar, lalu ada orang lain yang berkata: "Duhai kiranya aku diberi (kelebihan harta) seperti yang diberikan kepada si Fulan, sehingga aku bisa mengamalkan (bersedekah di jalan Allah) seperti yang diamalkannya".

Jadi salah satu iri yang diperbolehkan adalah iri terhadap orang kaya. Namun hanya kepada orang kaya yang menginfakkan hartanya di jalan Allah. Sebagaimana yang pernah terjadi di kalangan sahabat pada zaman Rasulullah.
Sekelompok sahabat datang kepada Rasulullah mengadukan kepada beliau perihal orang-orang kaya yang akan mendapatkan banyak pahala. Karena mereka sama-sama mengerjakan sholat, puasa, dan ibadah lainnya. Tetapi orang-orang kaya bisa berzakat dan bersedekah sedangkan mereka yang tidak memiliki cukup harta untuk diinfakkan di jalan Allah. Itulah bentuk iri mereka kepada orang-orang kaya. Iri ingin mendapatkan harta agar bisa menyedekahkannya untuk mendapatkan pahala yang berlimpah.

Beda halnya di zaman sekarang yang banyak diantara kita iri terhadap orang kaya yang berfoya-foya menghabiskan hartanya, makan di resto yang termewah, membeli barang-barang yang mahal yang bahkan mereka tidak butuhkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun