Mohon tunggu...
Alina Widya
Alina Widya Mohon Tunggu... Programmer - Penyuka wangi puisi

No doubt

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Me and My Sweet Coffee

9 April 2019   21:53 Diperbarui: 9 April 2019   22:01 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nobody..
Tak satupun mengerti makna sepi..
Merintih hanya di dalam hati..
Tiada kata yang mampu mewakili..
Mengapa juntai waktu tak memberi arti.


Me and my dignity..
Sudah berulang kali mentari bergulir tanpa wujud mimpi..
Hangat meresap sampai ke dalam pori-pori..
Ini tentang rindu tercipta kepada sebuah hati..
Meski hanya bayang semu namun rasa cinta tak pernah mati..

Me and my coffee..
Hanya sebatas kenangan yang terukir seindah mimpi..
Seperti kerasnya aroma kopi yang selalu kita nikmati..
Dalam gelas hitam pekat  harum mewangi..
Bercerita tentang asmara membara diantara dua hati..

Me and my sweet  coffee..
Tak semudah kata melupakan cinta..
Ketika bersemi indah bagai mekarnya bunga..
Tak semudah kata berlalu tanpa kusebut kata yang kau cipta..
Ketika rasa telah meluruh dalam jiwa dan menyatu dengan aliran darah dalam aorta..

Please come back my sweet black coffee..
Segarkan hari-hari sepi tanpa kobaran api cinta dihati..
Hidupkan gairah pada jiwa yang terhempas lelah..
Tak mengapa jika harus menunggu meski meredup warna jingga berganti saga..
Karna jiwa telah memilih tiada kata cinta kecuali kepadamu my sweet black coffee...

#kenanganitu..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun