Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Raba Bara Duka Daku

26 September 2020   08:14 Diperbarui: 29 September 2020   18:28 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: thejakartapost.com

Terang benderang pada gemerlap cahaya menyala

Di ujung jalan penuh rintih sesak duka melanda 

Bongkahan bebatuan daku tatap berguling keras

Seakan kabarkan berita, raba luka menganga

Di atas bara membias percik bola api sengsara

Terhapus pada jejak kelam bencana

Seakan terus menghantui tiada henti

Duka daku tercermin di titik tangis bocah kecil

Menahan perih dalam jeritan tak tertahankan

Melepas kepergian keluarga di tengah amarah

Alam yang menggoncang tanpa sedetik terpercik

Raba bara di sekujur aliran lahar menggulung

Menitipkan dahsyatnya kekuatan terabaikan

Di saat kerinduan mulai tersisih dalam gelisah

Di setiap wajah penuh peluh juga hilang rasa 

Duka daku raba bara di reruntuhan letusan

Terpana dalam kekuasaan Sang Pencipta

Begitu Agung, tak tersentuh pada kemurkaan

Walau kesombongan terus tergambarkan kelam

Di sisi jiwa manusia tak sadar diciptakan

Hanya batasan batin di antara makhluk tercipta

Tiada kekal berdiri tegak tertunduk berisyarat

Hidup tak berarti bila terlupa akan kematian

26 September 2020

(Ali Kusas)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun