Terang benderang pada gemerlap cahaya menyala
Di ujung jalan penuh rintih sesak duka melandaÂ
Bongkahan bebatuan daku tatap berguling keras
Seakan kabarkan berita, raba luka menganga
Di atas bara membias percik bola api sengsara
Terhapus pada jejak kelam bencana
Seakan terus menghantui tiada henti
Duka daku tercermin di titik tangis bocah kecil
Menahan perih dalam jeritan tak tertahankan
Melepas kepergian keluarga di tengah amarah
Alam yang menggoncang tanpa sedetik terpercik
Raba bara di sekujur aliran lahar menggulung
Menitipkan dahsyatnya kekuatan terabaikan
Di saat kerinduan mulai tersisih dalam gelisah
Di setiap wajah penuh peluh juga hilang rasaÂ
Duka daku raba bara di reruntuhan letusan
Terpana dalam kekuasaan Sang Pencipta
Begitu Agung, tak tersentuh pada kemurkaan
Walau kesombongan terus tergambarkan kelam
Di sisi jiwa manusia tak sadar diciptakan
Hanya batasan batin di antara makhluk tercipta
Tiada kekal berdiri tegak tertunduk berisyarat
Hidup tak berarti bila terlupa akan kematian
26 September 2020
(Ali Kusas)