Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Sosial, Antara Hoaks dan Fakta

7 Juni 2020   15:50 Diperbarui: 5 Juli 2020   09:14 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media Sosial seperti facebook, whatsapp, merupakan dua dari aplikasi internet yang lebih mudah digunakan di tengah masyarakat. Aplikasi yang sering memberikan informasi yang lebih cepat diterima dan tidak mengeluarkan biaya besar sangat diminati masyarakat saat ini. 

Dalam berbagi informasi dan berita tentunya tidak semuanya berisikan informasi yang benar sesuai fakta. Namun tidak semua informasi maupun berita yang dikirim di media sosial tersebut berisi berita bohong atau dikenal dengan hoaks.

Masyarakat yang cerdas tentunya lebih mudah menyaring informasi yang diberitakan dan dikirim melalui facebook dan whatsapp oleh orang lain. Informasi dan berita yang biasanya dikirimkan antarteman, sahabat, dan keluarga terlebih dahulu dibaca dan diperiksa kemudian jika ingin dibagikan kepada teman, sahabat, dan keluarga serta kerabat dapat lebih terjamin isi dan kebenarannya . 

Namun jumlah masyarakat yang belum memahami dan menyaring kebenaran dari informasi yang diterima melalui media sosial tidaklah sedikit. Dari segi usia, gawai jenis android banyak dimiliki oleh anak-anak tingkat SD hingga perguruan tinggi yang fungsinya sebagai bagian gaya hidup sehingga dkhawatirkan berita hoaks lebih mudah diterima tanpa ditelaah kebenarannya.

Sedangkan bagi ibu rumah tangga, karyawan, maupun pekerja lainnya android difungsikan sebagai alat memperlancar usaha secara online, di samping menyampaikan informasi dan berita yang terkadang sebagian kecil dari masyarakat itu sendiri terprovokasi berita hoaks.

Kita ketahui, menyebarkan informasi bahkan membuat informasi yang tidak ada fakta dan bukti yang akurat di dalamnya akan dikenakan sanksi UU ITE.

Bagi anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun yang tidak cerdas dalam menggunakan gawai atau android terutama yang masih berkomunikasi melalui aplikasi facebook maupun whatsapp, sering menerima berita lalu menyebarkan dan mengirimkannya ke orang lain, sehingga berita atau informasi itu menjadi viral. 

Terkadang tanpa disadari berita yang dikirimkan ternyata hias sehingga orang lain yang menerima dan membaca informasi semakin merasa bingung dan salah memberikan komentar. Bahkan yang seharusnya kondisi sebelumya kondusif akan menimbulkan keresahan, sehingga berimbas kepada ekonomi dan sosial di tengah masyarakat.

Perlunya partisipasi orang tua di dalam keluarga dan para pemuka agama, untuk tetap mengingatkan kepada masyarakat agar menggunakan media sosial sebijak mungkin. Selain itu pihak-pihak yang berwenang benar-benar melakukan tugas sesuai dengan undang-undang yang berlaku. 

Jika informasi atau berita yang terdapat di media sosial benar dan sesuai fakta, maka sewajarnya pula dipublikasikan, sehingga tidak terjadi kebohongan bahkan seakan tidak direspon secara adil. 

Seperti informasi yang beredar dan berkembang di tengah masyarakat beberapa waktu yang lalu tentang keberadaan TKA ( Tenaga Kerja Asing dari Cina ) di tengah wabah korona, jika dilihat dari fakta yang ada, informasi dan berita tersebut adalah benar. Akan tetapi tindak lanjut dari berita tersebut dianggap hoaks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun