Mohon tunggu...
Ali Anshori
Ali Anshori Mohon Tunggu... Freelancer - Ali anshori

Bekerja apa saja yang penting halal. Hobi olahraga dan menulis tentunya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inilah Kualitas Anak Lulusan Online

9 Januari 2021   16:48 Diperbarui: 9 Januari 2021   16:53 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sekolah di pedalaman Kabupaten Melawi, di sekolah ini jangankan akses internet sinyal telphon selulerpun masih sulit didapat

Saat menemani istri belanja beberapa waktu lalu ada celetukan menggelitik dari pemilik toko ketika anak buahnya lama menghitung total belanjaan yang dibeli oleh istri saya. "Beginilah kalau lulusan sekolah online, ngitungnya lama" kata sang pemilik toko kepada anak buahnya.

Ya anak buah sang pemilik toko tersebut memang baru lulus sekolah beberapa waktu lalu. Saat pandemi covid melanda dunia. Dimana pada saat itu pemerintah mengambil keputusan untuk meniadakan ujian nasional bagi seluruh sekolah di Indonesia. Jadi semua siswa dinyatakan lulus tanpa syarat.  Jika dibilang enak, tentu siswa pada zaman pandemi ini paling enak, karena mereka tidak perlu susah payah belajar atau mengerjakan soal ujian cukup diam diri di rumah saja mereka pasti lulus.

Kondisi ini berbeda dengan tahun sebelumnya dimana ujian nasional menjadi momok menakutkan bagi anak didik, apalagi saat pemerintah menerapkan standar nilai yang tinggi, banyak anak didik yang menangis akibat tidak lulus, padahal mereka sudah mati-matian belajar. Namun kondisi siswa dimusim pandemi berbalik 190 derajat, mereka tidak perlu pusing, tidak perlu ke sekolah, cukup berdiam diri di rumah tapi bisa lulus.

Oke kita kembali ke pokok persoalan seperti yang diutarakan oleh sang pemilik toko tadi, apa benar siswa lulusan online di masa pendemi ini jadi begitu bodoh jika dibandingkan dengan siswa lain pada umumnya. Maksudnya siswa yang lulus melalui ujian nasional.

Bisa saja benar, sebab intensitas belajar siswa pada masa pandemi ini memang sangat rendah. Banyak liburnya. Kalaupun sekolah hanya dilakukan secara daring, karena pemerintah mengambil kebijakan agar proses belajar mengajar dilakukan di rumah saja, tidak ada tatap muka namun belajarnya dilakukan secara daring.

Nah kalau membahas masalah daring ini, tentu saja akan panjang ceritanya, apalagi bagi anak-anak yang tinggal di daerah pedalaman. Persoalannya banyak, selain masalah SDM akses internet juga menjadi masalah serius. Itu baru masalah insfrastruktur dan SDM, belum lagi masalah siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan guru. Saya yakin siswa yang belajar dengan menatap layar monitor atau HP tidak akan bisa serius mengikuti pelajaran, sebab biasanya HP mereka gunakan untuk main game atau nonton video melalui chanel youtube.

Karena semuanya tidak berjalan efektif akhrinya yang menjadi korban siswa. Ilmu yang harusnya mereka dapatkan dengan bersekolah namun tidak mereka peroleh karena masa pandemi. Bukan tidak ada proses belajar mengajar namun pola baru yang membuat keadaan semuanya berubah. Sehingga konsentrasi belajar tidak terbentuk di sini. Ada sebuah kasus,  yang disampaikan oleh guru ke social media, terkait dengan proses belajar mengajar secara daring. Saat sang guru menelpon tak diangkat, saat kirim pesan melalui WA hanya dibaca, diberi tugas tidak juga dikerjakan. Sehingga guru menjadi bingung bagaimana harus memberi nilai kepada siswa tersebut. Saya yakin diberi nilai tinggi atau rendah tidak akan berpengaruh sedikitpun terhadap kemampuan siswa, karena mereka tidak menerima ilmu sama sekali.

Inilah yang kemudian membuat prestasi siswa menjadi anjlok termasuk prestasi anak buah dari pemilik toko tersebut sebab proses belajar mengajar tidak berjalan dengan efektif.

Kita tidak akan menyalahkan siapa-siapa, sebab bagaimanapun kondisinya akan bisa dilalui oleh orang-orang yang ingin maju dan berkembang. Sebaliknya kemudahan dan fasilitas yang memadai juga tidak akan membawa manfaat apapun jika seseorang tidak mau maju dan berkembang.

Jadi apa yang perlu untuk dibangun pada masa seperti sekarang ini, ya selali system belajar mengajar yang baik sikap mental anak-anak didik juga perlu untuk diperbaiki, sehingga ada semangat dalam diri mereka untuk belajar dan bisa keluar dari masalah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun