Mohon tunggu...
Aleeya El Maliky
Aleeya El Maliky Mohon Tunggu... Freelancer - Ana Alia Indamala

Tugasku saat ini hanya belajar, Supaya gelasku terisi dengan ilmu sampai penuh. Kalau gelasku sudah penuh otomatis isinya akan melimpah airnya dan meluap disekitarku. Smoga istiqomah supaya bisa terus mengukir sejarah indah untuk banyak orang :-) :-) :-)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masker Menyapa Dirgahayu Indonesia

22 Agustus 2021   21:13 Diperbarui: 22 Agustus 2021   21:16 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Sejak maret 2020 sampai sekarang pelan-pelan roda kehidupan berubah secara drastis. Adanya pandemi yang datang tanpa diundang ia menyebar luas keseluruh pelosok negeri pelan-pelan hirup pikuk aktifitas setiap hari berubah dengan gaya baru. Membiasakan diri selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak dari krumunan.Tanpa ada yang menduga bahwa saat ini "masker" dan "hansanitizer" bukan hal yang tabu lagi untuk selalu dibawa kemana-mana. Pekerjaan yang dibatasi diluaran rumah diganti dengan WFH (Work From Home), dilarang keluar rumah kecuali ada kepentingan, sudah bukan zamannya nongkrong sambil diskusi diruangan yang terbuka.


Tanpa disadari zaman sudah berubah menjadi era digital segala aktifitasnya menggunakan teknologi yang beragam aplikasinya dengan banyaknya media sosial yang bisa membantu segala aktifitas pekerjaan dari rumah. Gaya hidup perlahan bergeser, sebab aktifitas dapat di akses melalui jaringan internet. Diawali dari belanja online, meeting secara virtual, belajar daring online, berkarya secara virtual, dan banyak hal lainnya yang dapat di akses melalui media sosial. Begitu pula dengan pola pikir yang harus dirubah saat menghadapi kebiasaan hidup dengan gaya baru yang menjadi rutinitas setiap harinya. Mengawalinya sulit sebab belum terbiasa, tapi harus selalu digerakkan supaya menjadi sebuah kebiasaan. Kemudian, mental yang harus dijaga kewarasannya saat kondisi belum stabil dan kondusif ditambah adanya pemberitaan yang semakin membuat cemas, khawatir, dan suasana yang mencekam. Tetap selalu berpikir positif supaya keadaan tidak semakin memburuk. Salah satunya produktivitas dari rumah yang bisa dikerjakan supaya pikiran negatif tidak akan hadir disekitaran. Suasana yang serba baru, dengan wujudnya era digital saat pandemi ini telah memberikan banyak pelajaran bagi setiap individu. Salah satunya banyak waktu untuk meditasi buat diri sendiri. Sejenak meluangkan waktu untuk intropeksi diri, evaluasi, dan refresh pikiran dari segala keriuhan aktifitas tanpa jeddah setiap harinya dengan dirumah saja.


Namun, diluaran sana banyak juga masyarakat yang masih terombang ambingkan dengan gaya hidup baru. Sebab penduduk indonesia tidak semua kerjanya dikantoran sehingga membuat mereka terhimpit oleh ekonomi yang membuat tidak bisa bekerja diluaran rumah dengan semestinya. Adanya pembatasan aktifitas diluaran rumah sehingga penghasilannya menurun. Coba bayangkan....Bagaimana nasip pedagang asongan, pedangan kaki lima, buruh pabrik, dll yang setiap harinya mereka berkelena mencari sesuap nasi sebagai tulang punggung keluarga. Suka dukanya para supir yang setiap hari melalang buana demi sesuap nasi, mereka rela meninggal kan rumah dengan resiko tinggi akan mudah terkena virus. Kemudian, UMKM yang mulai merasakan adanya penurunan konsumen dan pendapatan. Bagi lulusan angkatan corona yang sebagian mereka sulit mendapatkan pekerjaan setelah dinyatakan lulus dari perguruan tinggi. Selembar ijazah memang bukan jaminan, setidaknya mereka memiliki tanda bukti pernah berada dibangku perkuliahan untuk belajar memperdalam disetiap bidangnya masing-masing. Tapi, melihat kenyataan bahwa kerasnya kehidupan yang semakin keras pada akhirnya harus kembali memutar pikiran bagaimana caranya bisa tetap produktif dan berkontribusi bagi banyak orang.


Sudah diketahui tanggal 17 Agustus 2021 merupakan hari bersejarah bagi Indonesia. Sejak dahulu, saat memperingati selalu ada perlombaan disetiap komunitas masyarakat yang diikuti dari berbagai kalangan usianya. Berbondong-bondong meramaikan HUT RI antusias para warga mengikuti perlombaan kelereng, makan krupuk, panjat pinang, masak, kebersihan lingkungan, dan banyak lagi. Gemerlapnya dimalam hari penuh hiasan lampu yang menghiasi gelapnya malam dan pagi harinya melihat bendera merah putih disetiap depan rumah. Adapula yang slametan (doa bersama) sambil membawa makanan (berkatan) sebagai simbol bahwa ada doa bersama untuk keslametan, kebaikan, dan kemakmuran serta kesejahterahan rakyat indonesia.


Dua tahun belakangan menyambut hari kemerdekaan dengan duka cita yang mendalam atas keadaan dan kondisi yang belum baik baik saja. Kenyataan dan realita menyuguhkan adanya fakta bahwa banyaknya korban gugur dalam melawan virus Covid-19. Saat ini lombanya berganti dengan bertahannya hidup ditengah suasana yang mencekam. Ditengahnya ekonomi sedang menurun, pekerjaan yang masih dibatasi, pikiran yang semakin keras melihat kenyataan yang begitu pahit. Bukan maksud menyalahkan keadaan, tapi ini roda berputar bahwa hidup harus maju disetiap keadaan dengan penuh syukur. Saat ini mari menyambut hari kemerdekaan dengan berlomba-lomba atas kebaikan, saling tolong menolong, kebermanfaatan, bisa bertahan hidup, tetap produktif disaat segalanya terbatas, berkarya tanpa batas dirumah saja. Mari saling mengemgamkan tangan, saatnya berjuang bersama-sama melewati aral melintangnya hidup dengan berdiri kokoh layaknya batu karang dan hanya pemenangnya yang mampu melewati jalanan berliku ini.


Harapan dihari kemerdekaan Indonesia yang ke 76 Ayo Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh. Segera berlalu pandemi ini, dan jangan saling menyalahkan tapi saling intropeksi diri. Mengevaluasi seluruhnya dan saatnya berbenah menjadi yang lebih baik. Saling berpegangan tangan dan merangkul menghadapi atas adanya musibah ini. Bukan lagi disuguhkan dengan pemberitaan yang mengundang kontroversi, ketidak nyamanan, dan kekhawatiran yang berkepanjangan supaya kewarasan jasmani dan rohani tetap baik-baik saja untuk menghadapi peliknya atas kerasnya dunia yang sementara ini. Bukannya mengeluh, hanya meluapkan segala fakta didepan mata yang harus dihadapi, dilewati, dan diperjuangkan. Dihari yang penuh bersejarah ini semoga kami semua bisa bangkit dari keterpurukan yang sudah mencoba singgah sementara. Harapan kami, bumi pertiwi kembali seperti sedia kala bertaburan banyak harapan generasi penerus bangsa akan mengoreskan banyak prestasi, karya, dan juara untuk negeri kami tercinta.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun