Zamannya era digital, dimana banyak sekali mendapatkan segala informasinya dari sosial media. Perkembangan pesat adanya teknologi tentunya membuat banyak orang dengan mudah mendapatkan wawasan luas. Apalagi disaat pandemi seperti sekarang ini, banyak yang WFH dan stay at home tentunya membuat orang-orang aktif dalam menggunakan gudget.Â
Salah satunya untuk mendapatkan informasi terkait berita COVID-19 selain dari channel televisi nasional mereka juga melihat melalui sosial media. Lantas, bagaimana menyikapi sebagai para aktivis dalam penggunaan gudget yang berhubungan dengan sosial media untuk bisa mendapatkan informasi yang valid?.....Â
Salah satunya bersikaplah dengan "Critical Thingking" sebagai proses aktif untuk menganalisa dan mengevaluasi sebuah informasi yang masuk secara rasional, masuk akal, dan empatik. Upaya ini dilakukan supaya bisa memilah disetiap narasi pemberitaan yang beredar disosial media sehingga dapat menentukan langkah selanjutnya untuk bertindak atau berupaya dengan cara lain yang tidak menyebabkan adanya huru hara panjang atas pemberitaan tersebut.Â
Kemampuan berpikir kritis ini memiliki banyak manfaat salah satunya menghindari dari kesalahan saat membaca berita yang belum tahu asal usulnya atas kebenarannya.Â
Oleh sebab itu, berpikir kritis ini sangat penting untuk membuka jendela mata supaya tidak mudah mengambil kesimpulan dengan ssbelah mata. Jika kita ketahui, setiap hari selalu dihadapkan dengan adanya permasalahan-permasalahan sehingga banyak sekali pemberitaan yang beragam.Â
Dari sini, sebagai pembaca, pengamat, dan mengali informasi harus  berproses dalam berpikir kritis dengan menganalisa, mengidentifikasi, dan mengobservasinya.Â
Jangan sampai mempercayai segala sesuatu hanya karena orang lain yang memberitahu atau mengikuti orang lain. Jadi, sebelum melakukan sesuatu hal baiknya harus berpikir kritis dahulu. Sebab malu bertanya sesat dijalan, pahami dahulu disegala narasi pemberitaan supaya tidak ada kesalah pahaman.Â
Berpikir kritis itu bukanlah sikap rempong, tapi malah justru membuka mata bahwa disetiap apa yang terlintas dalam sosial media harus ditelusuri kembali kebenarannya. Disini bukan berarti disetiap pemberitaan tidak benar, tapi alangkah baiknya di obrak abrik dahulu supaya tidak kemakan oleh hoax yang belum tentu terjadi dan benar.