Mohon tunggu...
Alia Fathiyah
Alia Fathiyah Mohon Tunggu... Freelancer - A mom of 3- Writerpreneur, Getpost.id- IG: @aliafathiyah Twitter : @aalsya - Email: alsyacomm@gmail.com - visit : https://www.aliaef.com - Youtube: VLOG AAL

A mom of 3- Writerpreneur

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Dalam Masa Transisi Pandemi, Perlunya Pengasuhan Kolaboratif Ayah dan Ibu untuk Tumbuh Kembang Anak

2 Juli 2022   21:49 Diperbarui: 2 Juli 2022   21:57 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah 2 tahun pandemi telah berlalu dan kini mulai transisi memasuki masa endemik. Setelah selama 2 tahun melakukan kegiatan hanya di sekitar rumah, tentu beberapa anak harus mulai menyesuaikan ke 'dunia luar' untuk beradaptasi.

Anak di usia sekolah mungkin hal yang mudah tapi berbeda jika anak di bawah usia 7 tahun. Anak mulai dihadapkan dengan kesibukan kedua orang tuanya di luar rumah, serta anak akan bertemu dengan orang baru yang tentunya akan memberikan rasa tak nyaman.

Bagaimana caranya agar anak bisa melewati masa transisi tersebut?

Semuanya akan mudah jika kedua orang tua bekerjasama dengan baik. Pengasuhan kolaboratif tentunya sangat diperlukan demi menstabilkan emosional anak untuk mencoba sosialiasi. Menurut Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin, dalam webinar 'Kiat Keluarga Indonesia Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi' menjelaskan bahwa anak usia dini pada dasarnya rentan karena dalam memenuhi kebutuhan dasarnya mereka amat tergantung dengan orang tua.

Sama hal nya dengan Ibu Inspiratif Founder Joyful Parenting 101 Cici Desri yang menceritakan pengalamannya. Cici bercerita bahwa diri nya melibatkan sang suami dalam pengasuhan anak. Setelah menjalani pembatasan sosial selama hampir dua tahun, dia melihat ada banyak tantangan yang dihadapi anaknya untuk kembali bersosialisasi dengan dunia luar. Suaminya dilibatkan dalam memupuk keberanian dan kepercayaan diri anak. Cici berpendapat amat lebih tepat bila sang Ayah yang terlibat mendukung sang Anak memunculkan keberanian dan percaya diri.

Saya pribadi sangat setuju dengan Cici yang melibatkan suami dalam pengasuhan anak untuk bisa melewati masa transisi ini. Sebagai orang tua kita perlu menunjukkan hubungan yang positif ke anak, bekerjasama dengan suami untuk memberikan rasa aman agar anak mampu berekspresi, eksplorasi dan adaptasi dengan lebih mudah. Biasakan untuk mengobrol dengan anak sehingga dia akan menjadi jujur kepada kedua orang tuanya. Kedekatan emosional anak dengan kedua orang tua dimulai dengan mengobrol dan melakukan aktivitas bersama. Lama kelamaan bonding akan terbentuk dengan sendirinya.

Kika: Arif Mujahidin, dr. Irma Ardiana, Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), Cici Desri
Kika: Arif Mujahidin, dr. Irma Ardiana, Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), Cici Desri

Hal ini senada dengan ucapan  Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), MPH menjelaskan bahwa aspek sosial emosional sangat penting bagi anak untuk mencapai semua aspek kehidupannya dan bersaing di fase kehidupan selanjutnya dimulai dari remaja hingga lanjut usia.

Materi dr Bernie
Materi dr Bernie
Dokter Bernie menerangkan bahwa perkembangan sosial emosional anak dimulai sejak bayi dilahirkan. Beberapa emosi yang diperlihatkan sejak bayi lahir ; marah, senang dan takut. Kemudian berkembang dengan bertambahnya usia, pengaruh dari lingkungan. Mulai dari lingkungan terkecil misal Ibu. Ada hal yang orang tua sebaiknya ajarkan seperti mengajarkan sosial emosional pada anak, dengan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan dalam keluarga, arahkan do something good with others, dll.


Untuk pasangan yang memulai hidup berkeluarga ketika akan menikah tentu sudah ada wacana, kehidupan keluarga seperti apakah yang ingin dibentuk kelak. Hal senada juga diungkapkan oleh dr. Irma Ardiana, MAPS Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Menurutnya sebelum menikah sebaiknya sudah dibekali dengan perencaan diri seperti keluarga seperti apa nantinya, kapan anak pertama dilahirkan dan berapa tahun jarak untuk anak kedua dan seterusnya.  "Tempat utama untuk pendidikan dan pengasuhan anak adalah 8 konsep fungsi keluarga."

Materi dr Irma
Materi dr Irma
Adapun 8 (Delapan) fungsi keluarga menurut BKKBN terdiri ;
1. Fungsi Keagamaan adalah orang tua jadi panutan dalam ibadan maupun perilaku
2. Fungsi Sosial Budaya adalah orang tua menjadi contoh dalam bertutur kata bersikap dan bertindak
3. Fungsi Cinta Kasih Orang Tua wajib memberi kasih sayang agar cinta kasih bersemi dalam keluarga
4. Fungsi Perlindungan adalah orang tua menumbuhan rasa aman, nyaman dan kehangatan
5. Fungsi Reproduksi adalah bersepakat mengatur jumlah anak dan jarak kelahiran serta kesehatan reproduksi
6. Fungsi Sosial dan Pendidikan adalah orang tua mendorong agar anaknya bersosialisasi dengan lingkungan serta mengenyam pendidikan
7. Fungsi Ekonomi adalah orang tua bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan adalah orang tua bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Dokter Irma menerangkan bahwa gaya pengasuhan memengaruhi perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak.
Survei BKKBN mengungkapkan bahwa selama pandemi COVID-19, 71,5% pasangan suami istri telah melakukan pola pengasuhan kolaboratif, 21,7% mengatakan istri dominan, dan 5,8% hanya istri saja.

dokpri
dokpri
Pembagian peran keluarga berupa pengasuhan bersama yang dilakukan antara ayah dan ibu. Tentunya pola pengasuhan kolaboratif akan menawarkan cinta, penerimaan, penghargaan, dorongan, dan bimbingan kepada anak-anak mereka. Dalam masa transisi ini, pola pengasuhan kolaboratif menekankan pada komunikasi, negosiasi, kompromi, dan pendekatan inklusif untuk pengambilan keputusan dan pembagian peran keluarga, bukan otoriter.

Semoga Bermanfaat
Alia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun