"Bengong aja lu," Doni tiba-tiba duduk di depanku sambil memegang caramel macchiato.
Wajahnya senyum-senyum. "Bella cariin elu terus tuuh," Doni menyeruput minumannya.
"Bodo ah."
"Lhaaa..bukannya elu yang tergila-gila, pingin balik lagi ke dia. Sekarang dia yang pingin, malah elu yang cuek."
"Bosen gw sama dia, banyak drama."
"Roy, cewek cantik seksi begitu jangan di sia-siain, nyesel entar."
Aku mengangkat bahu dengan malas. Bella, mantan pacarku yang sudah 2 tahun belakangan jadi kekasihku. Tapi 4 bulan lalu dia ketauan selingkuh, sakit hati ini. Padahal aku punya rencana masa depan dengannya.
Bella memang cantik, seksi, tinggi semampai, rambutnya panjang dan tergerai dengan indah. Aku sempat patah hati ketika mengetahui dia selingkuh. Aku berusaha memintanya untuk kembali kepadaku. Aku terus-terusan teror Bella dengan pesan manis, bunga kesukaanya dan cokelat.
Ketika mulai mengenal wanita di pojokan kafe itu aku mulai terhibur. Pelan-pelan aku bisa melepaskan sakit hati ini akibat perbuatan Bella.
"Lo udah ada cewek baru Roy?" Doni memandang ke arah pintu masuk kafe. Lalu dia beranjak pergi sambil tersenyum. Ditepuk bahuku.
"Gue duluan bro."
Doni pergi, tak lama ada yang menggantikannya. Bella. Dia tersenyum ke arahku. Sore itu Bella memang cantik sekali. Kulitnya putih bening dan mulus. Rambut nya panjang tergerai, alisnya berjejer dengan indah, matanya bulat memancarkan bintang kejora, jika tersenyum ada ranum kemerahan di pipinya yang halus.