Mohon tunggu...
Ali Achmadi
Ali Achmadi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru di sekolah dasar Islam terpadu di Tambun Utara yang latihan untuk tetap semangat gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Tanpa Kecemasan

30 November 2022   07:00 Diperbarui: 30 November 2022   07:19 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

           Beberapa waktu yang lalu, dunia hiburan tanah air digemparkan dengan berita meninggalnya Maura Magnalia Madyaratri yang merupakan putri sulung dari pasangan aktris senior Nurul Arifin dan Mayong Suryo Laksono. Maura yang tercatat sebagai salah satu mahasiswi S2 Sydney University di Australia.meninggal dunia dalam usia yang relatif muda yaitu 28 tahun. Sang ayah, mengungkapkan bahwa Maura meninggal dunia dikarenakan henti jantung mendadak, "sudden cardiac". Kondisi terakhir Maura sebelum meninggal dunia belakangan ini mengalami stress. "Stress beberapa hari dan begitulah, ternyata ada hal yang tak terdeteksi oleh kita semua" ucap Mayong.          Selain itu, sang ibu, Nurul Arifin, mengatakan kondisi Maura disebut sedang depresi atau di bawah tekanan beberapa waktu terakhir sehingga sempat beberapa kali menemui Psikolog. Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan segala impian dan rencananya berantakan karena ruang lingkup Maura menjadi terbatas. Situasi pandemik  menjadi under pressure  buat Maura karena dia tidak bisa menyalurkan bakatnya.

            Menurut Taufik Suryadi dalam jurnal kedokteran Syiahkuala  (2017), Kematian karena henti jantung mendadak sering terjadi tanpa diduga dan bersifat tiba-tiba yang sebelumnya orang tersebut tampak sehat. Dalam pandangan ilmu kedokteran forensik, setiap kematian mendadak harus diperlakukan sebagai kematian yang tidak wajar sebelum dapat dibuktikan secara ilmiah. Kematian mendadak sering disamakan dengan sudden natural unexpected   death. Kematian mendadak banyak disebabkan oleh beberapa hal,  salah satunya adalah akibat penyakit  pada jantung dan  pembuluh  darah.
            Ketika seseorang berusia 20 tahunan, mereka akan mengalami latihan ekstra keras perlahan-lahan, mengembangkan penyumbatan yang dapat diabaikan karena peningkatan kolesterol atau faktor genetik lainnya. Namun, ketika orang tersebut menghadapi stres akut, mengalami aktivitas fisik yang signifikan tanpa persiapan atau stres biologis seperti infeksi, pengerahan tenaga yang ekstra pada jantung. Hal ini yang menyebabkan gumpalan terbentuk di dekat penyumbatan yang sudah ada, hingga akhirnya bisa menjadi serangan jantung.

            Kasus Maura ini, tidak hanya menjadi sorotan utama bagi para pakar kesehatan, namun juga bagi para pakar pendidkan dan psikologi. Pandemi yang berkepanjangan mempunyai dampak negatif kepada banyak remaja. Tekanan akan perubahan kebiasaan baru yang membatasi gerak dan kegiatan. dari tidak bebas keluar rumah sampai tidak bisa bertemu dengan teman-teman di sekolah karena pembelajaran dilakukan secara daring, membuat banyak remaja yang mengalami depresi karena kondisi ini.

            Depresi yang dialami oleh para remaja pada masa pandemi covid-19 ini lebih disebabkan karena mereka merasa cemas, takut dan memikirkan hal-hal buruk tentang masa depan. Tentu saja kondisi tersebut menyebabkan kesehatan mental terganggu yang akan berakibat kepada gangguan suasana hati, kemampuan berpikir dan akhirnya mengarah pada perilaku buruk. Remaja yang mengalami depresi akan merasa kesepian, sulit berhubungan dengan orang lain dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri

            Dalam Indonesian Journal od Health Development (2020), Linda Mandasari dan Duma L.Tobing menyimpulkan  bahwa ada hubungan antara tingkat depresi dengan ide bunuh diri pada remaja. Penelitian yang dilakukan dengan sampel sebanyak 247 siswa di salah satu SMA di Jakarta ini, menyatakan perlu adanya penyuluhan kesehatan mental dan konseling untuk mampu mendeteksi resiko dari depresi dan dampak-dampaknya. Remaja yang mengalami fase depresi berat harus diberikan penguatan dari sisi mentalnya. Peran orang tua, pendidik dan pakar sangat dibutuhkan, karena gangguan depresi ini jika tidak segera diatasi maka dapat memicu penderita melakukan tindakan bunuh diri.

            Diagnosa depresi pada remaja ini memang tergolong sulit ,  karena perubahan "mood" pada usia remaja masih dianggap hal yang wajar sehingga memungkinkan remaja yang sebetulnya mengalami depresi jadi tidak tertangani dengan baik karena dianggap mengalami perubahan suasana hati yang wajar. Guru sebagai pendidik harus mampu memahami kondisi tersebut dengan menerapkan filosofi dan psikologi pendidikan secara tepat.

            Dalam buku pegangan kuliah psikologi pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta,  Sri Rumini (1993) menjelaskan bahwa Filosofi dan psikologi pendidikan mempunyai peran penting yang sangat penting dalam ketercapaian tujuan pendidikan. Filosofi adalah kegiatan yang dilakukan orang ketika mereka berusaha memahami kebenaran mendasar tentang diri mereka sendiri, dunia tempat mereka tinggal, dan hubungan mereka dengan dunia dan satu sama lain. Filosofi juga menjelaskan cara berpikir tentang subjek tertentu seperti etika, pemikiran, keberadaan, waktu, makna dan nilai.

            Cara berpikir filosofi melibatkan 4R yaitu responsiveness (daya tanggap), reflection (refleksi), reason (alasan) dan re-evaluation (reevaluasi). Remaja yang mempunyai pandangan yang luas secara filosofi akan membuat dirinya lebih mudah beradaptasi  apapun realita yang dihadapinya. 

            Tentang psikologi pendidikan, Sri Rumini menyatakan sebagai usaha memecahkan masalah hubungan antara taraf kematangan belajar dan kesiapan belajar, perbedaan individu dan pengaruhnya terhadap hasil pendidikan. Psikologi ini juga mempengaruhi kondisi sosial dari peserta didik atas pedidikan yang diterima, sehingga mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapinya dengan mencari solusi dan jalan terbaik.

            Dengan demikian, pendidik mempunyai peran penting untuk mampu menyampaikan secara komprehensif tentang filsafat dan psikologi pendidkan agar para peserta didik dan mahasiswa mampu memahami esensi dari keduanya.  Pemahaman yang tuntas akan filosofi dan psikologi pendidikan menjadikan peserta didik akan mudah untuk mengaplikasikan kedua hal ini dalam kehidupan nyata, sehingga peserta didik  lebih yakin menghadapi tantangan di masa depan. Jika dikaitkan dengan kurikulum baru yang diberi judul merdeka belajar, mampukah kurikulum tersebut mewujudkan pendidikantanpa kecemasan ?

Bersambung....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun