Mohon tunggu...
Abdurachman Ali
Abdurachman Ali Mohon Tunggu... Insinyur - Hidup dengan penuh syukur

Writer-Traveller-Engineer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Kecil dan Masjid

10 Juni 2017   10:34 Diperbarui: 21 Mei 2019   09:48 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Masjid dekat rumah mertua saya, setiap shalat taraweh akan dimulai, pengurus DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) selalu menyampaikan pesan kepada Jama'ah yang hadir. "Jama'ah, mana ni anak kecilnya...ayo anaknya diajak ke Mesjid" beliau juga menambahkan "memang kalo anak-anak diajak, Mesjid bakal jadi rame karena banyak yang bercanda. Tapi kalo kita sabar nasehatin mereka, InsyaAllah mereka akan menjadi kader-kader penerus kita yang akan memakmurkan Mesjid ini."

Di Musholla dekat rumah saya, Alhamdulillah jama'ah anak-anaknya selalu banyak. Teringat sekitar sepuluh tahun lalu, anak-anak akan selalu ramai saat sholat magrib. bahkan banyak sekali yang bercanda. Ada yang pindah-pindah shaf, isengin temannya, sampai sahut-menyahut saat mengucap "Aaaaamiiiin." Saya , yang waktu itu sudah lumayan besar, kadang agak risih juga dengan kelakuan anak-anak itu. "Kenapa gak diusir aja sih" batin saya, tapi ketua DKM Musholla selalu dengan sabar mengingatkan mereka "Anak-anak ayo jangan becanda pas lagi solat, inget kita mau menghadap Allah." Ya, Hanya diingatkan saja, tidak pernah diusir.

Lain maghrib, lain pula subuh. Saat sholat subuh, dulu di Musholla itu hanya diisi oleh satu shaf dan tidak ada anak-anak kecilnya. Mungkin pada belum bangun, atau kecapekan main ba'da magrib dan isya.

Saya baru mengerti sikap yang diambil oleh ketua DKM Musholla sepuluh tahun setelahnya. Saat saya kembali lagi sholat di Musholla yang sama. Sekarang, shaf kebanyakan diisi oleh remaja-remaja yang sepuluh tahun lalu bikin gaduh shaf-shaf belakang dengan candaan mereka. Bahkan beberapa aktif di DKM.

Saat sholat shubuh pun sudah berbeda, setengah kapasitas musholla hampir selalu penuh. Apalagi saat bulan Ramadan seperti sekarang, telat sedikit saja sudah tidak kebagian tempat di dalam Musholla.

Alhamdulillah kesabaran ketua DKM sepuluh tahun lalu berbuah manis dengan banyaknya tenaga muda yang akhirnya ikut memakmurkan Musholla. Beliau pun tidak perlu lagi repot-repot memikirkan urusan operasional Musholla sehari-hari karena sudah ditangani oleh tenaga-tenaga muda tersebut.

Sekarang, saya selalu senang jika sore-sore lewat Masjid atau Musholla, ada banyak anak kecil yang sedang bermain di halamannya. Ada yang main karet, petak jongkok bahkan hanya sekedar berlari-lari. Selain itu juga ada beberapa anak balita yang sedang disuapi makan oleh mbak-nya masing-masing.

Kalau tidak terlalu sore sampai rumah, kadang saya ajak anak saya main-main di halaman masjid. Anak saya yang baru bisa merangkak akan sangat senang merangkak dengan leluasa kesana kemari di pelataran masjid yang selalu bersih sambil menyaksikan kakak-kakaknya bermain karet dan petak jongkok.

Kecintaan kepada Masjid memang harus ditanamkan semenjak usia dini. Jika sedari kecil hidup mereka selalu dekat dengan masjid, insyaAllah setelah dewasa hati mereka juga akan selalu terikat dengan Masjid. Semoga dengan itu akan semakin banyak umat Islam yang mendapat naungan Allah di Akhirat nanti, sesuai dengan Hadist yang disampaikan oleh junjungan kita Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasallam. 

Gambar : ruqayasbookshelf.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun