Mohon tunggu...
Abdurachman Ali
Abdurachman Ali Mohon Tunggu... Insinyur - Hidup dengan penuh syukur

Writer-Traveller-Engineer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Prank dari Orang Bijak

11 Mei 2020   14:17 Diperbarui: 11 Mei 2020   14:32 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar : www.vincentvangogh.org/a-pair-of-shoes 

Baru-baru ini polisi menangkap seorang youtuber karena memberikan bingkisan yang "katanya" berisi sembako, padahal isi sebenarnya adalah sampah. Bingkisan ini diberikan kepada para Waria di kota Bandung. Kontan saja hal ini mendapat kecaman dari banyak warganet karena menilai prank yang dilakukan sudah kelewat batas.

Prank sendiri berasal dari bahasa Inggris yang secara bahasa jika mengacu kepada kamus Cambridge berarti "a trick that is intended to be funny but not to cause harm or damage", itulah mengapa jika kita lihat kebanyakan prank hanya bertujuan membuat korbannya kaget, panik atau bahkan cemas untuk untuk sementara waktu.

Tapi apakah semua prank harus seperti meberikan efek kaget, panik bahkan cemas?

Penulis pernah mendengar satu cerita yang menurut penulis dapat memberikan pelajaran yang penuh makna.

Pada suatu hari, seorang guru yang alim dan bijak sedang berjalan-jalan santai bersama salah seorang muridnya di sebuah taman. Di tengah-tengah asyik berjalan sambil bercerita, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang lagi lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang bertugas di sana, yang sebentar lagi akan segera menyelesaikan pekerjaannya.

Sang murid melihat kepada gurunya sambil berujar, "Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pohon-pohon? Nanti ketika dia datang untuk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangannya. Kita lihat bagaimana dia akan kaget dan cemas."

Guru yang alim dan bijak itu menjawab, "Ananda, tidak pantas kita mengibur diri dengan mengorbankan orang miskin. Kamu kan seorang yang kaya, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya. Sekarang kamu coba memasukkan beberapa lembar uang kertas ke dalam sepatunya,kemudian kamu saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu."

Sang murid sangat takjub dengan usulan gurunya. Dia langsung saja berjalan dan memasukkan beberapa lembar uang ke dalam sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi di balik semak-semak bersama gurunya sambil mengintip apa yang akan terjadi dengan tukang kebun.

Tidak beberapa lama datanglah pekerja miskin itu sambil mengibas-ngibaskan kotoran dari pakaiannya. Dia menuju tempat sepatunya yang ia tinggalkan sebelum bekerja. Ketika ia mulai memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi terperanjat karena ada sesuatu di dalamnya. Saat ia keluarkan ternyata isinya uang. Dia memeriksa sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi uang. Dia memandangi uang itu berulang-ulang, seolah-olah ia tidak percaya dengan penglihatannya. Setelah ia memutar pandangannya ke segala penjuru ia tidak melihat seorangpun. Selanjutnya ia memasukkan uang itu ke dalam sakunya lalu ia berlutut sambil melihat ke langit dan menangis.

Tukang kebun tersebut berteriak dengan suara tinggi, seolah-olah sedang berbicara kepada Tuhannya, "Aku bersyukur kepada-Mu wahai Robbku. Wahai Yang Maha Tahu bahwa istriku saat ini sedang sakit dan anak-anaku sekarang sedang kelaparan karena mereka belum mendapatkan makanan hari ini. Engkau telah menyelamatkanku dan keluargaku dari celaka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun