Mohon tunggu...
Lili Wahyudi
Lili Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hamba Allah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dakwah, Tidak Sekadar Menguasai Jamaah

9 Desember 2019   09:36 Diperbarui: 9 Desember 2019   09:47 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
majelis taklim al Barokah

Banyak sekali dai/penceramah/ustadz atau apapun namanya, yang menyampaikan ilmu agama kepada para jamaahnya dengan masing-masing gaya penyampaian yang khas. Beberapa ustadz dekenal dan bahkan diidolakan oleh para pendengar ceramahnya dengan penuh kecintaan, karena mereka merasa begitu nyaman dengan cara penyampaian dakwah yang dilakukan oleh sang guru.

Berdakwah dan menyiarkan ajaran Islam bukanlah hal yang mudah. Banyak hal yang harus dimiliki, dikuasai, dan diamalkan oleh sang Pendakwah. Selain tentunya ilmu agama yang jauh harus sudah lebih mumpuni sebelum Ia mengajari para jamaahnya. Ia pun harus memiliki kepribadian yang benar-benar menjadi teladan bagi para jamaahnya. Karena tidak sedikit para penceramah yang ternyata belum bisa mengamalkan apa yang disampaikan dan diajarkan kepada jamaahnya.

Namun, kembali lagi kepada konsep bahwa tidak ada orang yang sempurna. Jika berdakwah hanya boleh disampaikan oleh orang yang sempurna akhlaknya, maka sampai sekarang mungkin dakwah Islam tidak akan pernah tersyiarkan, karena tidak ada dai/ustadz/penceramah yang benar-benar sempurna.

Tetapi, terlepas dari itu semua, ada syarat-syarat  yang harus dipenuhi oleh seorang penceramah agama. Sudah barang tentu harus sesuai dengan Al Qur'an. Berikut ini beberapa syarat dakwah dalam Al Qur'an.

1. Mengajak hanya kepada Allah, tidak kepada yang lain (madzhab, partai, golongan, dll.)

Tujuan berdakwah adalah menyampaikan kebenara. Menyampaikan ajaran Isalam yang benar tanpa dicampuri tujuan untuk mengajak umat kepada golongan tertentu. Berdakwah itu murni untuk menegakan ajaran islam.

2. Menyebarkan hikmah dan nasehat yang baik.

Allah berfirman, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik." (An-nahl 125). Mengajarkan agama dengan seruan yang keras, pemaksaan hanya akan memunculkan keterpakasaan. Bukankah tujua dakwah adalah mmebuat jamaah mampu beribadah dengan keihlasan kepada Allah Subhanahu wataala?

3. Memiliki keyakinan dan kemampuan meyakinkan dalam berdakwah

Dijelaskan di dalam ayat, "Katakanlah (Muhammad), 'Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku, mengajak kepada Allah dengan yakin'," (Yusuf 108). Orang yang mengajak kepada kebaikan harus meyakini bahwa jalan yang sedang ditempuhnya adalah jalan kebaikan. Sekaligus harus mampu menjadikan orang yang diajak merasa yakin bahwa itu adalah sebuah kebaikan.

4. Tidak menyampaikan hal yang tidak diketahui

Tertulis dalam firman Allah, "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (Al-Isra' 36)

Penceramah tidak dibenarkan menyampaiakan sesuatu yang tidak ia kuasai. Mengajarkan ilmu agama haruslah berhati-hati. Karena jika apa yang disampaikan adalah hal yang salah, kemudian diikuti ummat, maka doa jariyah semankin bertumpuk bagi penyampainya. 

 5. Menyampaikan ilmu dengan lemah lembut

Allah berfirman, "Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu." (Ali Imran 159)

Lalu dalam firmannya yang lain, "Pergilah kalian berdua kepada Fir'aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut."(Thaha 43-44)

6. Menghindari perdebatan

Sesuai dengan firman Allah, "Dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang terbaik." (An-Nahl 125). Jika ada kesalahan dan kekeliruan atau perbedaan pendapat, hendaklah diselesaikan dengan cara yang baik.

Ketika berdakwah harus sampai pada kesimpulan yang diinginkan. Jangan sampai dialihkan oleh pertanyaan atau sanggahan pendengar hingga dakwahnya keluar dari tujuan utamanya. Seperti kisah dakwah Nabi Musa kepada Fir'aun. Walaupun Fir'aun hendak mengalihkan dakwah beliau dengan berbagai pertanyaan, tapi Nabi Musa tetap fokus dengan tujuan utamanya.

7. Memiliki semangat yang tinggi dan kesabaran

Dalam berdakwah, hendaknya memilikikesabaran. Entah itu sabar menghadapi tantangan yang datang daripihak luar dalam berdakwah, maupun tantangan dari jemaah sendiri. Penceramah harus bersabar dan tidak henti-hentinya menyampaikan kebaikan kepada umat. Allah berfirman, "Saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."(Al-Ashr 3)

8. Penceramah harus memiliki keteguhan hati yang kuat. 

Tidak mudah terombang ambing dan harus kokoh keyakinan dan pemahamannya. Itulah mengapa, seorang penceramah harus memiliki ilmu agama yang dalam. Agar ia mampu menjawab semua tantangan dan pertayaan tentang agama. "Berilmu sebelum beramal". Perbanyak ilmu sebelum mengamalkannya.

 9. Tidak berdusata dan melanggar perkataan sendiri

Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu wataala, "Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (As-Shaff 2-3)

Sekadar sedang terus mengingatkan diri sendiri. Semoga Bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun