Mohon tunggu...
Ali Efendi
Ali Efendi Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pemerhati Sosbud dan Lingkungan - Lahir dan tinggal di Kampung Nelayan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan, Moment Terbaik Doa untuk Pandemi Covid-19

30 April 2020   21:15 Diperbarui: 30 April 2020   21:20 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadhan merupakan salah satu bulan agung dan mulia dalam kalender Islam 1414 hijriyah sehingga disambut oleh umat Islam dengan ungkapan Marhaban Yaa Ramadhan. Bulan favorit yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di penjuru dunia karena di dalamnya terdapat banyak keistimewaan.

Keistimewaan yang ada di dalam bulan Ramadhan di antaranya; bulan turunnya Al Qur'an, terdapat malam Lailatul Qodar, bulan dikabulkan do'a bagi hambanya, amalan saleh akan dilipatgandakan, bulan penuh dengan berkah, pintu kebaikan akan dibuka, bulan pengampunan bagi dosa, bulan terbaik untuk zakat, infaq, dan sadaqah.

Lebih dari itu, dalam bulan Ramadhan tertulis dengan jelas perintah wajib bagi orang-orang beriman untuk menjalankan ibadah puasa dengan tujuan supaya menjadi manusia yang memiliki derajat mulia di sisi Allah SWT, yaitu orang bertaqwa sebagaimana dalam QS. Al Baqarah: 183.

Suasana seremonial pelaksaan ibadah puasa Ramadhan tahun 2020 tidak seperti tahun-tahun sebelumnya karena bersamaan dengan musibah pandemi Covid-19. Dampak pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap hampir seluruh aspek bidang kehidupan manusia termasuk bidang kehidupan beragama. 

Dalam konteks sosial budaya, Ramadhan tahun ini tidak dijumpai kemeriahan aneka tradisi dalam menyambut dan kebiasaan lokal (local genius) yang menyertai kegiatan Ramadhan, seperti buka bersama, tadarrus Al Qur'an bersama, kajian agama menjelang berbuka, pesantren kilat, ngabuburit dan kegiatan lainnya.

Walaupun demikian secara subtansi, pandemi Covid-19 tidak mengurangi umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa dengan rasa khusuk dan penuh ketenangan, serta jauh dari godaan hedonisme. Saat ini mayoritas umat Islam menjalankan ibadah puasa di rumah dengan suasana kebersamaan dalam bingkai keluarga.

Dengan melakukan ibadah puasa di rumah saat ini merupakan bentuk relevansi pemaknahan puasa secara etimologis. Kata shiyam atau shoum (jamak) artinya menahan diri, kata shiyam semakna dengan kata imsak artinya menahan, dalam pemahaman yang lebih luas menahan terhadap sesuatu yang dapat membatalkan pelaksanaan ibadah puasa.

Dalam konteks pemahaman pencegahan Covid-19, setidaknya kita mampu untuk memaknai "menahan" dengan sesuatu pekerjaan atau perbuatan yang telah dilarang oleh pemerintah dan dikuatkan oleh keputusan organisasi keagamaan selama pandemi Covid-19 dengan tujuan untuk memutus mata rantai penularan virus corona.

Beberapa tafsir kontekstual tentang ibadah puasa yang memiliki relevasi dengan pencegahan Covid-19, di antaranya: work from home untuk menghindari kerumanan sosial (crowd) dan perkumpulan sosial, serta  tidak pulang kampung (mudik). Selain itu usaha fisik dan sosial, tentu usaha spiritual berupa doa menjadi bagian yang urgen sesuai dengan kodrat manusia. 

Ramadhan Moment Terbaik untuk Berdo'a

Mengahadapi musibah pandemi Covid-19 tidak hanya bermodal tawakal belaka karena tahapan dalam tawakal ada proses usaha atau ikhtiar, baik usaha dalam bentuk fisik maupun usaha non fisik berupa do'a yang dipanjatkan kepada Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun