Mohon tunggu...
Ali Mashudi
Ali Mashudi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Indonesia we did it

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rekonsiliasi Politik Umat Islam Tinjauan Historis Peristiwa 'Am Al-Jama'ah

4 Desember 2020   21:57 Diperbarui: 4 Desember 2020   22:04 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Resensi Buku

Judul Buku: Rekonsiliasi Politik Umat Islam Tinjauan Historis Peristiwa ‘Am Al-Jama’ah

Penulis : Prof. Dr. Murodi, M.A.

Tahun Terbit: 2011

Penerbit: Prenada Media Group

Tebal: 268 halaman

Ukuran : 13,5 x 20,5 cm

Penulis Resensi: Ali Mashudi

Buku ini membahas tentang bagaimana latar belakang terjadinya peristiwa ‘Am al-Jama’ah. Peristiwa tersebut sangatlah menarik untuk dipelajari, karena peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang di sebabkan  oleh keadaan politik pada masa kepemimpinan Hasan bin Ali yang dianggap sedang berada pada posisi lemah. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi Mu’awiyah yang memiliki kekuatan semakin besar dan solid setelah khalifah Ali bin Abi Thalib wafat. Tak lama setelah Khalifah Ali bin Abi Thalib wafat, sebagian Umat Islam membai’at Hasan bin Ali walaupun pada saat itu kondisi sosial dan politik umat Islam masih belum stabil. Kelompok Mu’awiyah yang menginginkan keadilan atas kematian Utsman bin Affan, menimbulkan kekacauan di kalangan umat Islam. Ditambah lagi dengan pemberontakan yang dilancarkan oleh kelompok Khawarij yang kecewa terhadap keputusan Khalifah Ali bin Abi Thalib untuk menerima arbitrase dengan Mu’awiyah. Konflik berupa perang disertai intrik-intrik politik mewarnai masa kekhalifahan Hasan bin Abi Thalib.

Sedangkan alasan yang membuat Hasan bin Ali berdamai dengan Muawiyah antara lain karena jumlah kekuatan pendukungnya yang tidak sebanding dengan kekuatan Muawiyah bin Abi Sufyan. Tak hanya kalah jumlah, strategi yang diterapkan pendukung Mu’awiyah tidak hanya melalui peperangan fisik saja namun juga melalui berbagai fitnah. Kondisi yang tidak solid di kubu Hasan merupakan salah satu faktor penyebab kelemahan kekuatannya. Melihat hal tersebut, Hasan bin Ali mulai mengajukan kesepakatan gencatan senjata dengan pasukan Mu’awiyah lantaran Hasan paham betul bahwa pasukannya sendiri sudah tidak bisa diandalkan. Hal tersebut menjadi faktor peristiwa ‘Am al-Jama’ah terjadi. Dengan melihat pada data sejarah, penulis buku berpikir bahwa kasus perdamaian antara kubu Hasan dan kubu Mu’awiyah dapat dikategorikan sebagai negative peace bukan positive peace. Sebab, perdamaian mereka itu berlangsung pada saat senjata dalam keadaan terhunus. Artinya, seandainya perdamaian tidak diwujudkan maka pertempuran berdarah pasti terjadi. Selain itu, Hasan bin Ali juga memikirkan tujuan-tujuan tinggi Islam yang berada di ujung tombak. Hasan sendiri yang merupakan reprensentasi dari sifat-sifat lembut Rasulullah Saw berfikir bahwa peperangan tidak akan menguntungkan Islam. Dia memilih menyerahkan pemerintahan kepada Mu’awiyah juga untuk perdamaian dan pemulihan stabilitas pada masa itu yang bisa menguntungkan masyarakat dan kemaslahatan umat Islam. Dengan disetujuinya perjanjian perdamaian antara pihak Hasan bin Ali dengan Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dampak positifnya ialah umat Islam berada di bawah satu kepemimpinan, yakni di bawah pemerintahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Atas kesepakatan ini umat Islam dapat kembali bersatu tanpa harus saling menghunuskan pedang satu sama lain.

Proses perdamaian antara Hasan bin Ali dengan Mu'awiyah didahului dengan penyampaian pesan surat dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah yang isinya ialah untuk berdamai dengan Mu'awiyah. Meskipun point-point yang dibuat Hasan untuk Mu’awiyah terlihat ada kepentingan-kepentingan subjektif di dalamnya, namun poin-ponit tersebut juga dibuat oleh Khalifah Hasan untuk perdamaian dan persatuan umat Islam. Sementara itu, di kubu Mu’awiyah hanya terdapat satu kepentingan, yaitu meraih kekuasaan. Dalam rangka menjawab dan mewujudkan semua syarat yang diajukan oleh Hasan bin Ali, Mu’awiyah mengirimkan sebuah surat dan kertas kosong yang dibubuhi tanda tangannya untuk diisi oleh Hasan. Selanjutnya, Hasan mengirim surat kepada Mu’awiyah agar mereka bertemu di suatu tempat, yaitu Maskin. Akhirnya, keduanya bertemu di tempat yang telah disepakati. Di sinilah Hasan bin Ali menyerahkan kekuasaan kepada Mu’awiyah dengan menyatakan sumpah setia kepada Mu’awiyah. Setelah Muawiyah menyetujui klausul yang diajukan Hasan, dan Hasan pun bersedia membai’at Mu’awiyah menjadi khalifah, masih banyak yang tidak setuju dengan keputusan Hasan. Namun Hasan tetap berusaha memberikan penjelasan kepada pengikutnya bahwa perdamaian merupakan jalan terbaik bagi umat Islam. Keputusan Hasan memilih untuk berdamai dengan Mu’awiyah membuktikan bahwa dengan perdamaian ini dapat mengakhiri pertikaian yang selama ini terjadi. Hasan membuktian perkataan kakeknya, Nabi Muhammad Saw. bahwa Hasan akan menjadi penghulu atas dua kubu yang bertikai. Demikanlah hal-hal yang menjadi latarbelakang terjadinya peristiwa ‘Am al-Jama’ah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun