Alhamdulillah, tetangga sebelah rumah saya mengerti. Â Sejak itu, tidak ada lagi ibadah di rumahnya hingga saat ini.
3. Tidak Mencampuradukan Akidah
Saya termasuk sangat hati-hati dengan akidah yang saya pegang. Saya bukan orang shaleh yang sangat taat menjalankan agama, saya masih belajar, jadi masih sangat rentan. Karena kerentanan tersebut saya sangat hati-hati.
Setiap tetangga sebelah rumah natalan, terus terang saya tidak pernah memberi ucapan. Bukan apa-apa, saya sedang berusaha menjaga akidah yang saya yakini dan tidak ingin mencampuradukan akidah, jadi saya mengikuti ulama yang tidak membolehkannya.
Mengacu pada surat Al-Furqan ayat 72 yang artinya, "Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya". Serta hadis riwayat Ibnu Umar yang artinya "Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian kaum tersebut". (HR. Abu Daud, nomor 4031).
Meski begitu, saya tetap menjelaskan kepada tetangga sebelah rumah dengan keyakinan yang saya pegang dan kami saling memakluminya. Tidak hanya kepada tetangga rumah yang berbeda keyakinan, kepada teman-teman lain di komunitas atau di mana pun yang saya kenal, saya selalu menjelaskan.
Selain tiga hal di atas, masih banyak lagi sikap toleransi yang saya dan warga kompleks terapkan agar kami tetap hidup nyaman meski dalam perbedaan. Wallahu'alam bishawab.