Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Antara Pulau Weh di Aceh dan Labuan Bajo di Flores Selalu Ditemani Geliga Krim

9 Januari 2018   10:38 Diperbarui: 13 September 2018   16:34 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menatap indahnya gugusan pulau di sekitar Bukit Padar Labuan Bajo (Foto Dok.Pri)

Bulan di ujung tahun 2017 kemarin, rasanya jadi bulan paling sibuk buat saya. Selain menyelesaikan project yang tersisa, merencanakan project tahun 2018, juga ada dua undangan traveling yang waktunya berdekatan. Mengunjungi Pulau Weh di Aceh dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.

Awalnya ingin menolak, tetapi sayang sekali untuk ditolak. Jadilah semua jadwal aktivitas di-reschedule. Saya tidak mau antara pekerjaan dan jadwal traveling saling menganibal.

Walau reschedule telah dilakukan, tetap saja ada yang meleset. Satu jadwal shooting iklan yang harusnya dilakukan hari Selasa diundur hari Kamis. Padahal hari Jumat pagi saya harus sudah ada di Bandara Soekarno-Hatta Banten untuk traveling ke Pulau Weh selama 3 hari 2 malam.

Supaya kelar shooting langsung pergi, pagi-pagi packing. Tidak lupa, istri memasukan Geliga Krim dalam daftar obat-obatan yang harus dibawa selain sun cream, dan obat-obatan lainnya. Selama ini, Geliga Krim memang selalu ada dalam tas obat yang selalu dibawa.

Jadwal shooting molor (Foto Dok.Pri)
Jadwal shooting molor (Foto Dok.Pri)
Ibarat sebuah peribahasa untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, jadwal shooting yang harusnya selesai pukul 20.00 baru selesai pukul 24.00. Begitu kelar, saya buru-buru menuju pool bus. Beruntung, hari sudah malam, jadi jalanan lengang. Saya tiba di sana tepat sepuluh menit sebelum bus berangkat.

Begitu duduk dalam bus, langsung mengeluarkan Geliga Krim dan mengoleskannya pada leher, pundak, pinggang bawah, dan betis.  Saya nggak mau tiba-tiba  nyeri otot atau pegal-pegal hanya karena seharian belum istirahat.

Saya berani menggunakan Geliga Krim di tempat umum seperti bus karena mudah sekali cara penggunaanya. Cukup membuka tutupnya, mengeluarkan krimnya, lalu mengoleskan dan memijatnya pelan-pelan pada daerah yang dioles Geliga Krim.

Geliga Krim selalu ada di kantong obat (Foto Ali)
Geliga Krim selalu ada di kantong obat (Foto Ali)
Selain itu, Geliga Krim tidak lengket di kulit, tidak meninggalkan bekas noda di baju, dan harumnya tidak menyengat sehingga tidak mengganggu orang di sekitar. Saya malah suka harumnya, seperti aroma therapi, hehehe.

Perjalanan bus dari Bandung hingga Bandara Soekarno-Hatta Banten lancar. Selama dalam perjalanan saya bisa tidur nyenyak, seolah mengganti tidur yang belum ditunaikan. Begitu pun saat penerbangan menuju Aceh.

Bertamu ke Rumah Nemo

Waktu sepertinya cepat sekali berlalu, tepat pukul 09.15 saya tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh. Menuju dermaga untuk menyeberang dengan kapal feri ke Sabang yang dikenal sebagai Pulau Weh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun