Mohon tunggu...
Analgin Ginting
Analgin Ginting Mohon Tunggu... Human Resources - Penulis dan Motivator Level 5

Peduli, Memberi dan Berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jokowi Disruption

2 September 2018   09:17 Diperbarui: 2 September 2018   09:44 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
       Sumber foto Harianjogja.com

Luar biasa peraihan medali Indonesia dalam Asian Games 2018. Tiga puluh satu medali emas adalah  sesuatu yang tidak pernah diduga oleh siapapun pun.  Bandingkan dengan 4 tahun yang lalu, ketika Indonesia mengikuti Asian Games 2014 di Incheon Korea Selatan, Indonesia hanya memperoleh 4 medali emas, 5 perak dan 11 perunggu dan total medali yang di dapat atlit atlit Indonesia.  Dengan perolehan medali sebanyak ini Indonesia menempati urutan ke 17.

Pada Asian Games tahun 2018 jumlah medali yang kemungkinan besar tidak berubah lagi adalah 31 Medali Emas, 24 perak dan 43 perunggu dengan total 98 medali.  Dan Indonesia berhasil meloncat tinggi sekali dari urutan 17 pada tahun pada tahun 2014 menjadi urutan 4, dibawah raksasa olah raga Asia dan dunia.  Indonesia hanya kalah dari China, Jepang dan Korea Selatan.  Tapi Indonesia berada diatas Iran, India, Korea Utara, Chinese Taipei, Uzbekistan, Kazakhstan, Thailand dan seluruh Negara Asia Tenggara.

Bagaimana menilai lompatan prestasi atau pertambahan medali ini ? Coba kita bandingkan medali emas saja.  Melonjak dari 4 menjadi 31.  Kalau dari 4 ke 6 itu namanya meningkat  50 %.  Kalau menjadi 8 itu menanjak 100 %. Kalau menjadi 12 disebut melompat 200%.  Kalau menjadi 20 disebut berputar keatas 500 %.   Ukuran diatas 100 persen saja sering dikatakan peningkatan istemewa atau super istimewa.  Bagaimana dengan peningkatan 4 ke 31, disebut apa namanya? Melontar sejauh lebih kurang 800 %? Hahahahaha.

Sesuatu yang tidak pernah terjadi dimasa masa dulu.  Sesuatu yang juga mungkin terjadi hanya sekali, karena ada sesuatu yang dilakukan berbeda sama sekali.  Bisa disejajarkan seperti berubahnya penamaan terhadap prosessor computer dari era Pentium menjadi Dua Core dan seterusnya.

Prestasi peraihan medali dan peningkatan peringkat ini hanya bisa terjadi jika ada perubahan yang sangat mendasar, perubahan yang sangat tepat, perubahan  yang dihasilkan oleh sebuah inovasi yang sangat luar biasa.  Perubahan yang terjadi karena adanya disruption.   Apa itu disruption? 

Disruption adalah perubahan perubahan yang banyak terjadi saat ini di bidang teknologi atau pemasaran.  Misalnya adanya Grab car, Gojek, Toko Pedia, Whatsapp, Alibaba, Tesla, Rocket Space X , Buka Lapak, Traveloka,  dan lain lain.  Perubahan  perubahan yang terjadi dalam ukuran yang sangat besar yang merubah banyak cara hidup dan berbinis yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.  Tokoh tokoh Disruption dunia adalah Jan Koum, Mark Zukhergberg, Jack Ma, Elon Musk, Jeff Bezos dan lain lain.

Menurut Professor Rhenald Khasali, disruption adalah perubahan pada bidang yang sangat mendasar atau fundamental yang selanjutnya merubah seluruh tatatan dan sistem. Disruption sejatinya mengubah bukan hanya cara berbisnis melainkan juga fundamental bisnisnya.  Mulai dari struktur biaya sampai ke budaya dan bahkan sampai ke ideologi industry. Disruption mengubah banyak hal sedemikian rupa, sehingga cara cara bisnis lama menjadi usang dan terbuang. 

Nah bukan kah itu yang dilakuan oleh Pak Djokowi dalam menyambut, menyelengarakan dan mensuskseskan acara Asian Games ini? Satu contoh kecil saja perubahan fundamental itu adalah dalam apresiasi Atlet berprestasi.  Kalau dulu, setelah medali nya di dapat baru dipikirkan bonus nya, kasak kusuk kesana kemari untuk menyediakan  bonus yang jumlahnya  pun tidak seberapa.   Peraih medali emas tahun 2014 hanya diganjar bonus 100 sd 200 juta rupiah.  Bandingkan dengan tahun 2018 ini, yang sudah diinfokan terlebih dahulu kepada para atlit untuk memacu prestasi dengan jumlah Rp 1,5 Milyard.  Lompatan 7 sampai 15 kali.  Terjadi perubahan yang sangat mendasar yang akhirnya berbuah sangat manis.

Bukan hanya dalam perolehan medali, tapi dalam banyak hal yang berkaitan dengan penyelanggaraan Asian Games tahun 2018 prestasi yang didapat Bangsa Indonesia sangat luar biasa dan menjadi sejarah   yang sangat sangat membanggakan.  Pembukaan yang super kolosal dan gaya Pak Jokowi yang sangat spektakuler dan  menjadi trending topic dunia. Decak kekaguman pun datang bertubi tubi.  

Ketua Delegasi Jepang sendiri berkata mau belajar dari Cara Indonesia mengkreasikan pembukaan pesta olah raga terbesar nomor 2 di dunia ini.  Bahkan banyak orang membandingkan dengan pembukaan Olimpiade di London 2 tahun yang lalu, yang rasa nya kurang greget dan kurang spektakuler serta kurang meriah dibandingkan pembukaan Asian Games ini.

Ketua Olimpade dunia pun sudah menawarkan dan datang langsung menemui Presiden Jokowi supaya Indonesia bersedia menjadi tuan rumah Olimpiade berikutnyai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun