Mohon tunggu...
Alfrido Marcos
Alfrido Marcos Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jemariku untuk Berkomunikasi

23 April 2019   09:05 Diperbarui: 23 April 2019   09:09 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore datang diiringi dengan hujan yang menyerbu ku dan memaksa diriku untuk berteduh di sebuah kedai kopi di kawasan duren tiga Jakarta Selatan, kedai tersebut bernama kopi tuli, sebuah nama  kedai yang unik, seakan akan memanggil ku untuk mengunjunginya, dan akhirnya langkah kaki ku bergerak menuju kedai kopi tersebut. 

Tangan ku mendorong pintu kedai dan di depan sudah ada seorang barista yang memberikan senyuman hangat kepada saya, akhirnya saya berjalan menuju meja yang bertuliskan "Pesan Disini", saya membaca menu yang sudah di sediakan oleh pihak kedai tersebut dan memesan satu ice coffee dan satu black coffee, dan diluar dugaan ku, ternyata barista yang bekerja disana tuli semua atau tidak dapat mendengar.

Dan akhirnya saya hanya menunjuk menu yang saya pilih disertakan gerakan tangan, lalu saya menunggu di meja yang telah disediakan, ketika saya sedang berbincang bersama rekan saya tentang kedai kopi ini, bagaimana cara berkomunikasi dengan pegawai disini yang hampir semua tuli, tidak lama kemudian ada seseorang pria memakai kemeja biru, celana jeans dan sepatu pantofel menghampiri saya di meja, ia langsung mengeluarkan handphone dari sakunya, lalu mengetik sesuatu, lalu memperlihatkan kepada saya dan teman saya. 

Tulisan tersebut adalah "Maukah Kamu Belajar Bahasa Isyarat Dengan Saya?" tanpa pikir panjang saya menganggukan kepala saya yang artinya sama menerima tawaran dari beliau, dan saya mempersilahkan beliau untuk duduk, lalu dia memperagakan gerakan tangan yang memperkenalkan huruf abjad versi bahasa isyarat dan menyuruh saya dan teman saya untuk ikut memperagakan gerakan tangan yang beliau contohkan. 

Lalu setelah selesai saya disuruh memperkenalkan diri menggunakan Bahasa isyarat, setelah saya selesai memperkenalkan diri saya, lalu teman saya memperkenalkan diri menggunakan Bahasa isyarat juga, setelah selesai saya menyuruh beliau untuk memperkenalkan diri kepada saya, nama beliau yang menggunakan kemeja biru dipadukan celana jeans tersebut bernama Haza. 

Haza bukan pegawai disini, melaikan sebagai pengunjung biasa, namun disini haza sering mengajak pengunjung kopi tuli untuk belajar Bahasa isyarat secara gratis, beliau ingin merubah stigma masyarakat yang menganggap orang tuli tidak bisa berkomunikasi, sebenarnya orang tuli bisa berkomunikasi menggunakan Bahasa isyarat, oral (membaca gerakan mulut), dan menggunakan tulisan. 

Haza  tidak bisa mendengar sejak kecil, ia sering di diskriminasi oleh orang orang sekitar nya hanya tidak bisa mendengar dan berbicara, haza pernah di perlakukan tidak baik oleh teman sekitarnya yang membuat mental haza down dan tidak mau masuk sekolah selama 1 minggu dan dia tidak diterima oleh teman teman sebaya nya karena mempunyai keterbatasan fisik.

Anak pertama dari tiga orang bersaudara ini mendapatkan semangat dari orang tuanya agar haza tetap bersemangat dalam menjalankan hidupnya yang memiliki keterbatasan fisik, dan haza membuktikan dengan prestasi yang di diraihnya, haza merupakan murid berprestasi, terbukti ia bisa menjadi juara kelas di sekolah umum dan dapat bersaing dengan orang-orang normal lainnya.

Setelah lulus sekolah akhirnya haza memberanikan diri untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan swasta di Jakarta, namun haza ditolak karena mempnyai keterbatasan fisik , haza terus berusaha melamar pekerjaan namun hasilnya sama, keterbatasan fisik menjadi alasan utama, disini haza ingin mematahkan stigma stigma yang tertanam di masyarakat tetang tuli yang tidak berbisa berkomunikasi, sebenarnya orang tuli bisa berkomunikasi mengunakan 3 cara, yaitu menggunakan Bahasa isyarat, oral dan tulisan. Pasrah sempat terlintas di otak Pria yang berumur 24 tahun ini. 

Tetapi, kata pasrah itu sontak hilang dengan bertekad ingin memberangkatkan umroh kedua orang tuanya. "Sukses ku, kalau aku bisa memberangkatkan kedua orangtuaku umroh" Sontak terlontar dari jari-jemari yang ia gerakan untuk berkomunikasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun