Mohon tunggu...
Alfrida Putri Bella Azzara
Alfrida Putri Bella Azzara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa D-3 Teknik Informatika Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permainan Tradisional Vs Game Online, Mana yang Dipilih?

5 Desember 2022   23:19 Diperbarui: 5 Desember 2022   23:33 2089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by I Gede Lila Kantiana from Flickr: www.flickr.com/photos/gedelila

Kata bermain atau permainan sudah tidak asing lagi di telinga kita maupun anak-anak. Sedari kecil kata tersebut selalu menghiasi hari-hari kita. Nama permainan itu biasa disebut dengan permainan tradisional. Permainan tradisional adalah sebuah permainan yang dimainkan oleh anak-anak di lingkungan masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu. Contohnya yaitu Petak Umpet, Ular Naga, Lompat Tali, Engklek, Egrang, Gobag Sodor, Boi-Boian, Congklak, Bola Bekel, Kelereng, Layang-Layang, Hompimpa,  dan masih banyak lagi. 

Kehadiran permainan tradisional memiliki peran penting dalam kehidupan anak. Tidak hanya sebagai pelepas kebosanan, permainan tradisional mampu memberikan manfaat yang luar biasa untuk perkembangan anak di masa depan. Contohnya menumbuhkan kemampuan anak dalam bersosialisasi, mengembangkan potensi diri melalui kegiatan olah pikir, olah rasa, dan olah raga serta melatih kemampuan motorik, sensorik, matematika anak.

Seiring berjalannya waktu, manfaat yang didapatkan dari permainan tradisional perlahan-lahan semakin hilang. Kenapa demikian? pesatnya perkembangan teknologi itulah penyebabnya. Perkembangan teknologi membawa dampak yang signifikan bagi kehidupan anak. 

Anak-anak yang semula setiap sore bermain, berkumpul memainkan permainan tradisional bersama temannya sudah jarang ditemukan. Mereka lebih asyik dan tertarik bermain dengan gadget masing-masing memainkan game online daripada bersosialisasi dengan lingkungannya. Hal itu selaras dengan hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bahwa jumlah pengguna internet Indonesia mencapai 210 juta. Dalam temuan servei terbaru, tingkat penetrasi internet di RI tumbuh 77,02%, di mana ada 210.026.769 jiwa dari total 272.682.600 jiwa penduduk Indonesia yang terhubung ke internet pada tahun 2021. Berdasarkan hasil survey tersebut, penggunaan internet di Indonesia sangatlah tinggi. Maka tak heran jika anak-anak lebih suka bermain game online dirumah daripada bermain permainan tradisional bersama teman-temannya.

Bermain game online memanglah seru. Dengan berbagai fitur yang bisa dimainkan serta visual yang menarik membuat anak semakin lupa waktu bahkan kecanduan untuk terus memainkannya. Tak hanya kecanduan, dampak lainnya yang bisa muncul yaitu anak susah untuk dinasehati, kehilangan konsentrasi, kurangnya bersosialisasi, interaksi dengan orang tuanya berkurang, hingga kesehatan anak menurun. 

Nah apa sih yang bisa dilakukan untuk mencegah itu semua? Dilansir dari alodokter.com hal yang bisa dilakukan yaitu membatasi waktu bermain game, mencari hobi, meletakkan perangkat game di luar kamar tidur, dan menjalani psikoterapi. Selain itu, peran orang tua juga harus terus konsisten agar upaya tersebut bisa membuahkan hasil. Sebagai tambahannya, orang tua bisa mengajak anak bermain diluar atau pergi ke suatu tempat, mengetahui hobi dan minat anak agar orang tua bisa mendukungnya dengan mengikutkan les, membuat permainan yang edukatif, dan selalu mengajak anak berbicara (berinteraksi). Dengan begitu, kecanduan anak bermain game online dapat berkurang dan interaksi dengan lingkungannya bisa dilakukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun