Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Utusan Damai dan Sumber Penghiburan

6 Juli 2025   06:15 Diperbarui: 6 Juli 2025   06:15 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Utusan Damai dan Sumber Penghiburan

Pada hari Minggu biasa XIV C, 6 Juli 2025 ini kita diundang untuk merenungkan panggilan kita sebagai umat Allah: menjadi utusan damai, pembawa sukacita, dan tanda penghiburan Tuhan di dunia yang sedang haus akan kasih dan keadilan. 

Ketiga bacaan hari ini (Yesaya 66:10--14c; Galatia 6:14--18; Lukas 10:1--12, 17--20) saling memperkaya dan menunjukkan bagaimana Allah tidak hanya mengutus kita, tetapi juga menguatkan dan menghibur kita dalam misi tersebut.

Yesaya: Allah adalah Ibu yang Menghibur Anaknya

Dalam bacaan pertama dari Yesaya 66, Yerusalem digambarkan sebagai seorang ibu yang menghibur anak-anaknya. Ini adalah gambaran yang sangat lembut dan personal. Allah, melalui simbol Yerusalem, menunjukkan kasih-Nya yang keibuan, bukan hanya sebagai penguasa agung, tetapi juga sebagai sumber penghiburan, kelembutan, dan pemulihan.

"Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku akan menghibur kamu."

Ini adalah pengingat bahwa Allah bukan hanya memanggil kita untuk menjadi umat-Nya, tetapi juga menyediakan penghiburan di tengah penderitaan dan kelelahan hidup. Penghiburan ini nyata dalam kehidupan komunitas umat beriman, Gereja sebagai tempat kita menyusui kasih karunia dan kekuatan rohani.

Galatia: Salib Kristus adalah Kemegahan Sejati

Dalam suratnya kepada Jemaat di Galatia, Santo Paulus menegaskan bahwa kemegahannya hanya dalam salib Kristus. Dunia pada zaman Paulus mengagungkan kekuatan, hukum, dan identitas berdasarkan sunat atau tradisi Yahudi. Tapi Paulus mengatakan, semua itu tidak penting bila dibandingkan dengan karya penebusan Kristus di kayu salib.

"Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus..."

Ini mengajarkan kepada kita bahwa identitas sejati sebagai orang Katolik bukan terletak pada simbol lahiriah, tetapi pada hidup baru yang dimeteraikan oleh salib. Salib bukan tanda kekalahan, melainkan tanda kemenangan kasih. Maka sebagai umat Katolik, kita dipanggil untuk memikul salib dengan sukacita karena di situlah kita bersatu dengan Kristus dan menerima kehidupan yang baru.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Lukas: Diutus Tanpa Beban, Membawa Damai

Injil Lukas hari ini menggambarkan pengutusan tujuh puluh dua murid oleh Yesus. Mereka diutus berdua-dua, tanpa membawa bekal, dengan satu pesan utama: "Damai sejahtera bagi rumah ini." Ini adalah panggilan misi yang sederhana, tetapi penuh makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun